Iskandar Muda tercatat sejarah sebagai penguasa di puncak kejayaan Kesultanan Aceh
Makam ini ditemukan kembali atas informasi dari Pocut Meurah, istri Sultan Mahmud Syah
Sultan Iskandar Muda (1590-1636 M) merupakan penguasa pada puncak kejayaan Kesultanan Aceh
Pocut Meurah mengingat jarak makam ke tepi Krueng Daroy adalah 44 langkah
Beberapa Sultan dan anggota keluarga lain dari kesultanan dimakamkan tidak jauh dari Makam Sultan Iskandar Muda
Kandang Meuh, Makam dari beberapa anggota keluarga Kesultanan Aceh
Makam ini menjadi sasaran penghancuran oleh Hindia Belanda untuk menghapus sejarah kejayaan Aceh
Makam Sultan Iskandar Muda yang sempat hilang akibat penghancuran oleh Hindia Belanda
Selain Makam Sultan Iskandar Muda, terdapat komplek makam Kandang Meuh dan keluarga kesultanan lainnya
Gerbang masuk ke komplek Makam Sultan Iskandar Muda
Komplek makam dari beberapa Sultan dan keluarga kerajaan
Makam Penguasa di era kejayaan Kesultanan Aceh ini sempat hilang selama ratusan tahun
Makam yang ada saat ini merupakan replika dari makam asli yang dihancurkan Hindia Belanda
Banyak situs bersejarah peninggalan Kesultanan Aceh hancur selama perang melawan Hindia Belanda. Beberapa diantaranya, makam dari Sultan Iskandar Muda dan anggota keluarganya, yaitu Putri Kamaliah dari Pahang (Putroe Phang), Sultanah Safiatuddin Tajul Alam dan Puteri Sendi Ratna Indera.
Makam-makam tersebut hilang tanpa jejak dan untuk memutus keterikatan masyarakat Aceh dengan sejarah puncak kejayaan mereka di masa Iskandar Muda. Setelah hilang selama ratusan tahun, Makam Sultan Iskandar Muda yang telah berusia tiga abad akhirnya berhasil ditemukan dan kemudian dipugar kembali.
Adalah Pocut Meurah, istri dari Sultan Mahmud Syah yang membantu menguak misteri mengenai lokasi makam Sultan Iskandar Muda yang hilang. Pocut Meurah sering berziarah ke makam Sultan yang berada di Komplek Kandang Mas yang sempat dihancurkan Belanda.
Ia mengingat dengan baik bahwa posisi makam Sultan berada 44 langkah dari tepi sungai Krueng Daroy. Lokasi makam Sultan saat ini berada tepat disamping Meuligoe Aceh, tempat kediaman Gubernur Aceh.