Cari dengan kata kunci

gua_kelelawar_1200.jpg

Lebih Dekat dengan Ratusan Kelelawar di Gua Kelelawar, Pulau Sangiang

Tersembunyi dibalik Hutan Pulau Sangiang, Banten, Gua Kelelawar menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di salah satu provinsi baru di Indonesia ini. Rimbunnya pepohonan membuat gua ini seakan terisolir dari jamahan tangan-tangan manusia. Suara bising kelelawar menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang penasaran untuk melihatnya lebih dekat.

Pariwisata
Tagar:

Tersembunyi dibalik Hutan Pulau Sangiang, Banten, Gua Kelelawar menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di salah satu provinsi baru di Indonesia ini. Rimbunnya pepohonan membuat gua ini seakan terisolir dari jamahan tangan-tangan manusia. Suara bising kelelawar menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung  yang penasaran untuk melihatnya lebih dekat.

Untuk bisa sampai dan melihat langsung Gua Kelelawar membutuhkan tenaga ekstra dan mental yang kuat. Perjalanan untuk sampai ke gua ini dimulai dengan berjalan kaki dari pesisir pantai hingga menaiki bukit. Perjalanan memakan waktu kurang lebih sekitar 50 menit lamanya dari Dermaga Pulau Sangiang.

Di Pulau Sangiang tidak ada fasilitas transportasi. Menuju ke Gua Kelelawar juga disarankan bertanya dengan warga setempat atau berkoordinasi dengan polisi hutan. Kurangnya tanda penujuk arah bisa membuat pengunjung tersesat ke arah hutan bagian dalam di Pulau Sangiang.

Perjalanan bisa juga ditempuh dengan menggunakan sepeda motor jenis trail. Namun pengunjung harus terlebih dahulu menyewa di wilayah Anyer. Medan yang dilalui pengunjung berupa penyusuran pesisir pantai dengan jalan yang datar. Setelah itu akan berbelok ke arah hutan dengan jalur naik dan menuruni bukit.

Begitu sampai di Gua Kelelawar, pemandangan pertama yang terlihat adalah mulut gua yang menganga besar. Diameternya diperkirakan mencapai 50 meter.

Sesuai namanya, gua ini dihuni oleh ratusan kelelawar bahkan bisa mencapai ribuan. Ini bisa terlihat dari binatang yang identik dengan malam hari itu terbang hilir mudik di langit-langit gua.

Pada bagian ujung gua terlihat lubang sebagai tempat masuknya air. Wajar saja jika permukaan gua terendam oleh air laut. Ada satu yang unik dari terendamnya permukaan gua ini yakni ikan hiu datang untuk menunggu kelelawar yang jatuh untuk menjadi santapan.

Namun untuk melihat peristiwa yang langka tersebut pengunjung harus menunggu momen yang pas. biasanya pagi sampai siang hari di bulan Mei hingga Agustus menjadi waktu yang pas untuk melihat hiu melahap kelelawar yang jatuh dari langit-langit di Gua Kelelawar, Pulau Sangiang. [Riky/IndonesiaKaya]

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds