Kue geplak namanya, kue khas Betawi yang satu ini mungkin sudah jarang ditemukan di tempat-tempat penjual kue khas Betawi yang ada di Jakarta. Kue bercita rasa manis dan bertekstur lembut ini menjadi salah satu kue hantaran pengantin dalam tradisi adat pernikahan masyarakat Betawi.
Kue yang memiliki warna dominan putih kecoklatan ini terbuat dari beras yang agak pera. Beras tersebut kemudian digiling hingga menjadi tepung kemudian disangrai. Setelah itu baru dicampurkan kelapa parut yang juga sudah disangrai.
Adonan ini kemudian dicampur dengan gula pasir yang sudah dicairkan hingga mengental dan selagi panas diaduk-aduk hingga adonan padat.
Pembuatan kue geplak memang sedikit repot.
Menurut salah satu pembuat geplak yang berada di kawasan Bintaro, pembuatan kue geplak memang sedikit repot apalagi ketika dalam kondisi panas harus diaduk dengan tangan. “Setelah diaduk dengan tangan, kemudian dicetak di tenong atau wadah lalu diratakan dengan tangan dengan setengah dipukul. Itulah mengapa kue ini disebut dengan sebutan geplak” Ungkap Nafsiah, salah satu pembuat geplak di Bintaro.
Jika penasaran dengan rasanya kue ini, berkunjunglah ke Setu Babakan.
Kue geplak memiliki ketahanan hingga 3 sampai 7 hari. Bila diletakkan di lemari pendingin, ketahanan kue geplak bisa semakin lama dan membuat rasanya akan semakin renyah.
Kue geplak biasa dipasarkan dengan harga sekitar Rp50.000 sampai Rp100.000 tergantung besar kecil ukuran kue. Jika penasaran seperti apa rasanya kue ini, cobalah sesekali berkunjung ke pusat kuliner Betawi seperti di kawasan Setu Babakan, lalu cicipi kelezatan dan gurihnya kue khas Betawi ini. [Tauhid/IndonesiaKaya]