Cari dengan kata kunci

aksesoris_dayak_1200.jpg

Ragam Warna Manik-manik Suku Dayak Memiliki Arti Magis

Tidak hanya sebagai hiasan semata, manik-manik dari Suku Dayak memiliki arti dan nilai magis bagi yang mengenakannya.

Kesenian

Penghargaan terhadap budaya lokal kian hari semakin tinggi, hal tersebut juga berlaku terhadap penghargaan aksesori tradisional. Ini ditandai dengan banyaknya para pelaku dunia mode yang menyematkan aksen tradisional dalam berbagai barang fesyen. Kehadiran aksesori ini memberikan keunikan tersendiri serta nilai jual yang lebih tinggi.

Sekilas Tentang Suku Dayak

Suku Dayak merupakan suku yang menetap di Kalimantan. Suku ini memiliki populasi dan dominasi terbesar di wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut. Suku Dayak tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Suku Dayak memiliki enam rumpun yaitu Rumpun Klemantan, Rumpun Murut, Rumpun Iban, Rumpun Apokayan, Rumpun Ot Nnadum-Ngaju, dan Rumpun Punan. Keenam rumpun Dayak ini kemudian diklasifikasikan menjadi 405 sub-etnis suku Dayak yang memiliki ragam budaya yang unik dan menarik untuk dipelajari.

Suku Dayak memiliki enam rumpun yaitu Rumpun Klemantan, Rumpun Murut, Rumpun Iban, Rumpun Apokayan, Rumpun Ot Nnadum-Ngaju, dan Rumpun Punan.

Salah satunya adalah Suku Dayak Kenyah dari Kalimantan Timur. Suku ini terkenal dengan kerajinan manik-manik kreasinya. Kerajinan tangan ini biasanya memiliki warna kontras atau terang seperti merah, kuning, hijau, putih, dan juga hitam.

Di Kalimantan Timur, bahan manik-manik biasanya terbuat dari batu, kayu, tulang kaca, kulit tiram, batu akik, dan yang lainnya. Bahan-bahan ini dibuat dengan cara pengasahan, dan ditusuk untuk membuat lubang melalui teknik pengeboran.

Di Kalimantan Timur, bahan manik-manik biasanya terbuat dari batu, kayu, tulang kaca, kulit tiram, batu akik, dan yang lainnya.

Arti Manik-Manik Bagi Suku Dayak

Sejak dahulu kala, manik-manik menjadi bagian yang sangat lekat dengan kehidupan dan budaya Dayak. Manik-manik dianyam untuk dijadikan sebagai kalung, pakaian adat, ikat kepala, gendongan anak, dan lain sebagainya. Manik-manik yang menghiasi berbagai aksesori Suku Dayak mengikuti pola atau bentuk-bentuk yang dianggap suci dan membawa berkah bagi yang mengenakannya.

Aksesori penutup kepala dan tas gendong yang dikenakan oleh Suku Dayak menggunakan rotan sebagai bahan utama dalam proses pembuatannya. Proses pembuatan tas gendong pun dilakukan dengan sangat teliti, sehingga tas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai wadah yang cukup kuat untuk membawa hasil kebun atau bahkan menggendong bayi. Setelah rotan dibuat menjadi bentuk penutup kepala atau tas gendong, barulah dihias dengan manik-manik aneka warna.

Pola manik-manik yang sering diaplikasikan seperti pola burung enggang dan bentuk kamang (legenda tradisional yang sangat sakral), yang merupakan simbol kehadiran roh leluhur. Selain itu ada juga motif bunga terong yang memiliki arti kedudukan yang tinggi dalam suatu suku.

Ada juga motif bunga terong yang memiliki arti kedudukan yang tinggi dalam suatu suku.

Selain pola, warna manik-manik Suku Dayak pun mempunyai makna yang mendalam. Warna yang sering digunakan adalah warna merah, kuning, hijau, dan putih. Manik-manik warna merah memiliki makna semangat hidup, warna biru memiliki sumber kekuatan dari segala penjuru yang tidak mudah luntur, warna kuning sebagai simbol dari keagungan dan keramat, warna hijau memiliki arti kelengkapan serta intisari alam semesta, dan warna putih melambangkan kesucian iman seseorang kepada Sang Pencipta.

Tidak hanya pola dan warna, bahan yang dipakai dalam membuat manik-manik turut mengandung makna yang magis. Manik-manik yang terbuat dari batu akik memiliki makna untuk menyembuhkan penyakit dan membuat panen berhasil. Sedangkan, manik-manik yang dibuat dari batu kecubung dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, luka bakar, dan menawarkan racun hewan berbisa.

Manik-manik umumnya digunakan oleh masyarakat Suku Dayak sebagai penolak bala. Pemilik manik-manik dipercaya dapat terhindar dari roh jahat atau makhluk halus. Butiran manik-manik batu akik yang memiliki gambar palang tapak jalak dipercaya masyarakat Suku Dayak dapat menjamin pemakainya selamat sampai ke tujuan, setiap melakukan perjalanan jauh. Sedangkan manik-manik batu akik dengan gambar garis merah dan putih dipercaya dapat membuat pemakai batu tersebut kebal terhadap peluru. Selain itu, manik-manik juga selalu dikenakan pada berbagai acara upacara adat.

Manik-manik umumnya digunakan oleh masyarakat Suku Dayak sebagai penolak bala.

Popularitas manik-manik tidak hanya terbatas di kalangan Suku Dayak semata. Biasanya, kerajinan ini dijual kepada masyarakat lain di luar Suku Dayak sebagai cendera mata. Pengunjung pun dapat membeli manik-manik ini dan mengenakannya sebagai aksesori. Dengan begitu, para wisatawan dapat membantu melestarikan dan memperkenalkan ragam budaya Nusantara kepada dunia.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • Bobo Grid , GNFI , Kompas , Liputan6 , Katadata , AntaraNews

This will close in 10 seconds