Cerita rakyat atau mitos seringkali terkait dengan nama-nama tempat di pelosok Nusantara, termasuk di Air Terjun Bangkong atau Curug Bangkong yang terletak di Desa Kertawiratma, Kecamatan Nusaherang, Kuningan, Jawa Barat.
Nama “bangkong” sendiri memiliki makna yang erat dengan legenda lokal. Di kalangan penduduk setempat, beredar cerita yang mengaitkan nama air terjun ini dengan seekor katak besar yang dipercaya sebagai jelmaan Abah Wiria, seorang petapa asal Ciamis. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 23 meter dan lebar 3 meter.
Cerita ini bermula ketika Abah Wiria datang ke daerah Kuningan untuk menjalani tarekat guna memperdalam ilmu kebatinan. Dalam perjalanannya, ia merasa terpanggil untuk bertapa di sebuah air terjun yang ia temui. Selain menjalani tarekat, Abah Wiria juga bergaul dengan masyarakat sekitar dan mengajarkan cara membuat gula merah. Sebagai tanda penghormatan atas jasanya, masyarakat pun kemudian memanggilnya dengan sebutan Abah Wiria.
Hari demi hari, Abah Wiria terus beraktivitas bersama penduduk setempat. Namun, panggilan batin yang dirasakannya kembali muncul, sehingga ia memutuskan untuk kembali melakukan pertapaan di sebuah gua yang terletak di balik air terjun tersebut.
Masyarakat yang merasa kehilangan sosok pemimpin mulai resah karena Abah Wiria tidak segera kembali dari tarekatnya. Warga pun mulai mencari jejaknya hingga menuju air terjun, namun sosok Abah Wiria yang mereka cari tidak juga ditemukan.
Kepergian Abah Wiria beriringan dengan munculnya suara kodok (bangkong dalam bahasa Sunda) yang terus terdengar di sekitar air terjun. Dari sini, muncul dugaan bahwa Abah Wiria hilang karena ilmunya telah sempurna dan ia berubah menjadi seekor kodok.
Yang lebih mengherankan, suara kodok tersebut akan hilang jika didekati. Karena fenomena ini, masyarakat setempat kemudian menamai air terjun itu dengan sebutan Air Terjun Bangkong atau Curug Bangkong dalam bahasa Sunda.
Menikmati Air Terjun Bangkong bukan hanya tentang melihat air yang jatuh ke kolam di bawahnya. Jalan setapak yang mengarah ke air terjun serta keindahan pematang sawah yang hijau juga menambah pesona saat mengunjungi tempat ini.
Bahkan, jika berkunjung saat curah hujan tinggi dan debit air meningkat, pengunjung akan menyaksikan keunikan air terjun ini yang terbelah menjadi dua aliran.