Tersembunyi di antara kemegahan Gunung Batu Cupak, Gunung Dukuh, dan Gunung Batu, terdapat Kampung Adat Dukuh Dalam. Kampung adat ini seolah menjadi permata tersembunyi yang menjaga kelestarian alam dan budaya leluhurnya.
Keunikan kampung ini terletak pada arsitektur rumah-rumahnya yang masih mempertahankan gaya tradisional. Atap dari serabut alang-alang dan ijuk memberikan kesan sejuk dan alami. Terletak di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, kampung ini menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan yang ingin merasakan suasana pedesaan yang tenang.
Semua rumah di kampung ini terbuat dari kayu, tanpa kaca, tembok, atau genteng.
Setiap sudut Kampung Adat Dukuh Dalam seakan mengajak kita kembali ke masa lalu. Rumah-rumah tradisional di sini berdiri kokoh dengan konstruksi kayu yang sederhana namun penuh makna. Tanpa sentuhan kaca, tembok, atau genteng, rumah-rumah ini menyatu sempurna dengan alam sekitar. Di antara deretan rumah kayu yang identik, kediaman juru kunci menjulang sedikit lebih tinggi, menjadi pusat perhatian dan simbol kepemimpinan di kampung adat ini.
Kampung adat ini terdiri dari 36 rumah dan sebuah balai rakyat sebagai tempat berkumpul warga. Terdapat pula satu rumah khusus untuk tamu yang ingin melakukan penyepenan atau retret spiritual.
Selain rumah-rumah warga, di kampung ini juga terdapat sebuah musala untuk tempat beribadah warga Kampung Dukuh. Ada juga madrasah yang diperuntukkan bagi anak-anak di kampung ini bersekolah sekaligus belajar agama.
Ada satu tempat sakral di kampung ini, yaitu makam leluhur Syekh Abdul Jalil.
Ada lagi satu tempat yang dianggap sakral oleh warga di kampung ini, yakni makam leluhur Kampung Adat Dukuh Dalam Syekh Abdul Jalil. Untuk menuju area makam, pengunjung harus mendaki kaki Gunung Dukuh. Makam Syekh Abdul Jalil tepat berada di dalam hutan gunung tersebut.
Makam ini ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah di Indonesia setiap hari Sabtu, menciptakan suasana khidmat dan penuh harapan. Sebelum menuju makam, para peziarah diwajibkan untuk mandi dan berwudu di sebuah jamban yang sudah disediakan oleh warga, sebagai bentuk penghormatan dan persiapan spiritual. Ritual ini tidak hanya menambah kesucian saat berziarah, tetapi juga mencerminkan tradisi yang dijunjung tinggi oleh komunitas setempat.