Warisan Peradaban dari Kue Bong Li Piang - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

kue_bong_li_piang_1200.jpg

Warisan Peradaban dari Kue Bong Li Piang

Manis gurih kue kering khas Bangka, Bong Li Piang, dengan kesegaran selai nanas di dalamnya.

Kuliner

Bukan hanya makanan berat, kue-kue khas daerah di Indonesia juga memiliki kekhasannya masing-masing. Mulai dari kue-kue basah, camilan, atau hidangan-hidangan penutup mulut tradisional sering sekali dijadikan oleh-oleh atau buah tangan ketika bertandang ke suatu daerah.

Bicara tentang kue tradisional, coba sebutkan kue kering khas suatu daerah? Bakpia dari Jogja, kue sapik dari Minangkabau, biji ketapang dari Jakarta, kue baruasa dari Makassar, atau sagu kenari dari Maluku adalah sejumlah kue-kue kering khas daerah Indonesia. Namun, pernahkah mendengar nama bong li piang? Meski namanya terdengar sangat asing, tapi bong li piang merupakan kue kering khas Bangka.

Pulau Bangka sendiri merupakan tempat terciptanya beragam kuliner khas dengan cita rasa unik yang sulit ditemukan di daerah lain. Keanekaragaman budaya masyarakatnya, yang terdiri dari berbagai suku dan latar belakang budaya, seperti Melayu, Tionghoa, dan lainnya, memberikan pengaruh yang cukup kuat pada kuliner daerah ini. Salah satu contoh jelas dari akulturasi budaya ini dapat dirasakan pada kue bong li piang.

Asal Usul Bong Li Piang

Jelas dari namanya, kue bong li piang adalah sajian kue khas Bangka yang mencerminkan perpaduan antara elemen kuliner Tionghoa dan Indonesia. Kue ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih dengan tekstur lembut yang mirip dengan bantal. Di bagian dalam kue, ada selai nanas yang memberikan sentuhan rasa manis dan segar.

Kue bong li piang adalah sajian khas Bangka yang mencerminkan perpaduan antara elemen kuliner Tionghoa dan Indonesia.

Nama “bong li piang” sendiri mengandung makna yang menjelaskan komposisi kue ini. “Bong li” berarti nanas, sementara “piang” berarti kue kering. Nama ini mencerminkan bahan utama dan karakter utama kue ini.

“Bong li” berarti nanas, sementara “piang” berarti kue kering.

Bong li piang pertama kali diciptakan oleh suku Hakka yang menetap di Pulau Bangka. Suku Hakka, yang berasal dari Tiongkok, bermigrasi ke selatan, termasuk salah satunya ke Pulau Bangka, dalam jumlah besar. Mereka yang berhasil beradaptasi dengan masyarakat setempat memutuskan untuk tinggal dan meresapi budaya lokal. Akulturasi budaya antara penduduk asli dan Suku Hakka membawa perubahan besar dalam berbagai sisi kehidupan, termasuk dalam dunia kuliner.

Pia nanas khas Bangka ini, begitu sebutan lainnya, memiliki rasa yang aman dan nyaman di lidah. Tidak rumit, sederhana, dan perpaduan rasanya yang begitu pas, membuat kue bong li piang sering dijadikan penganan sambil menikmati secangkir kopi atau teh.

Pembuatan Pia Nanas Bong Li Piang

Makanan ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh dan pembuatan yang relatif mudah. Dalam resep-resep kontemporer, bahan dasar untuk membuat bong li piang yaitu tepung terigu, santan kelapa, gula aren, dan bisa ditambahkan dengan margarin atau mentega. Cita rasa bong li piang yang dibuat dengan santan kelapa tentu saja akan berbeda dengan bong li piang yang terbuat dari margarin atau mentega.

Bong li piang yang dibuat dari santan kelapa akan terasa lebih gurih. Kue ini dibuat dengan cara mencampurkan terigu, santan kelapa, dan gula aren hingga adonan menjadi benar-benar kalis. Adonan kulit kemudian diisi dengan selai nanas, lalu dicetak menggunakan sebuah cetakan kayu. Kue yang sudah dicetak kemudian disusun di atas loyang untuk dipanggang.

Bong li piang yang dibuat dari santan kelapa akan terasa lebih gurih.

Kue bong li piang mudah ditemukan di toko oleh-oleh di Bangka. Harganya yang terjangkau menjadikannya favorit para pencinta kue Nusantara. Salah satu tempat produksi kue bong li piang nanas di Kabupaten Bangka Tengah, terdapat di jalan Minfo Desa Beluluk, Kecamatan Pangkalan Baru. Tokonya bernama Bong Li Piang 89.

Kue bong li piang adalah contoh sempurna bagaimana pertukaran budaya menghasilkan cita rasa yang luar biasa. Dengan akar budaya yang kuat, kue ini lebih dari sekadar makanan, tetapi juga berupa sebuah karya seni yang mencerminkan kekayaan warisan dan keragaman tradisi Pulau Bangka.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • Kabupaten Bangka Tengah, Fimela, Universitas Stekom, NET News