Di wilayah Bandung sebelah utara, terdapat suatu lokasi wisata alam yang cukup dekat untuk diakses dari pusat Kota Bandung. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda atau biasa disebut dengan Tahura Djuanda, terbentang dari Dago Pakar (Curug Dago) hingga ke Maribaya-Lembang. Wilayahnya yang luas, sebagian masuk wilayah kota Bandung sedangkan sebagian lainnya termasuk wilayah kabupaten Bandung Barat. Karena lokasinya yang melintasi dua daerah ini, Tahura Djuanda dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.
Awalnya Tahura Djuanda termasuk dalam kawasan Hutan Lindung Gunung Pulosari yang diresmikan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1922. Setelah proklamasi kemerdekaan, status hutan ini menjadi kawasan hutan negara, yang kemudian dikonsep sebagai kawasan hutan wisata dan kebun raya. Pada tahun 1963, Ir. R. Djoeanda Kartawidjaja (Perdana Menteri RI terakhir dan penggagas deklarasi Djuanda) wafat dan namanya diabadikan sebagai nama kawasan hutan ini dengan nama Kebun Raya Rekreasi Ir. H. Djuanda bersamaan dengan perubahan nama Jl. Dago menjadi Jl. Ir. H. Djuanda.
Tahun 1980, status hutan ini dalam kawasan taman wisata dengan nama Taman Wisata Curug Dago. Atas usul Mashudi dan Ismail Saleh, status taman wisata ini berubah menjadi Taman Hutan Raya melalui Kepres No. 3 Tahun 1985 yang diresmikan bertepatan dengan hari lahir Ir. H. Djuanda pada tanggal 14 Januari 1985 dan tercatat sebagai Taman Hutan Raya pertama di Indonesia.
Kekhasan vegetasi hutan dataran tinggi terlihat dari cukup dominannya tumbuhan Pinus (Pinus merkusii) di wilayah yang terletak di Sub-DAS Cikapundung ini. Selain pinus, di Tahura Djuanda masih tersimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa. Tercatat ada 2500 varietas tanaman yang tersebar dalam 40 familia dan 112 genus. Koleksi tumbuhan ini berasal dari Kebun Raya Bogor dan merupakan koleksi tumbuhan dari berbagai daerah di Indonesia.
Selain kekayaan alam yang luar biasa ini, di Tahura Djuanda terdapat beberapa objek yang menjadi daya tarik kawasan ini. Diantara objek tersebut adalah Museum Ir. H. Djuanda, Gua Belanda, Gua Jepang, Curug Omas, Curug Koleang, Curug Kidang. Untuk mencapai berbagai objek tersebut, kita dapat melintas jalan setapak beralas paving block yang terbentang dari gerbang Selatan di Dago Pakar hingga gerbang Utara di Maribaya.