Cari dengan kata kunci

pusat_seni_hamadi_1290.jpg

Berbelanja Benda-benda Seni Khas Papua di Pasar Hamadi

Pasar Hamadi memang adalah pasar rakyat layaknya pasar-pasar tradisional lain di kota besar. Pasar ini memang memiliki peran penting dalam perputaran roda perekonomian kota Jayapura, terutama dalam hal tersedianya barang-barang kebutuhan masyarakat.

Pariwisata
Tagar:

Pasar Hamadi memang adalah pasar rakyat layaknya pasar-pasar tradisional lain di kota besar. Pasar ini memang memiliki peran penting dalam perputaran roda perekonomian kota Jayapura, terutama dalam hal tersedianya barang-barang kebutuhan masyarakat. Hampir sebagian besar masyarakat Jayapura bergantung pada keberadaan pasar Hamadi.

Sebagai pasar rakyat, tentu Pasar Hamadi menjadi tempat terjadinya transaksi jual dan beli barang-barang kebutuhan masyarakat. Namun, ternyata tidak hanya barang kebutuhan sehari-hari saja. Ada satu hal menarik di Pasar Hamadi yang menjadi daya tarik Pasar ini bagi para wisatawan dari dalam dan luar Indonesia. Pasar ini sudah lama dikenal sebagai pusat penjualan barang-barang seni khas Papua. Bahkan, pusat penjualan barang-barang seni ini dianggap yang paling lengkap di seluruh Jayapura dan seluruh kota-kota Papua lainnya. Hampir sebagian besar barang-barang seni khas suku-suku di Papua tersedia lengkap di Pasar ini. Oleh karena itu, tidak heran bila banyak sekali wisatawan yang mengunjungi kawasan Pasar Hamadi hanya untuk mencari barang-barang seni khas Papua.

Papua dikenal memiliki banyak sekali suku-suku asli. Setiap suku memiliki budaya, gaya hidup, dan kesenian yang berbeda-beda. Tentu saja ini berpengaruh pada benda-benda seni yang mereka hasilkan dan menjadi daya tarik hebat bagi para wisatawan. Tetapi, untuk mendapatkan benda-benda seni nan unik ini akan menghabiskan banyak sekali waktu dan biaya bila harus berkeliling ke seluruh pelosok Papua. Kondisi geografis Papua yang cukup ekstrim akan membuat upaya penelusuran ini menjadi sangat sulit.

Namun, dengan adanya Pusat Seni Hamadi ini, para wisatawan tidak lagi harus menghabiskan waktu, tenaga dan biaya yang banyak untuk mendapatkan benda-benda kenangan khas Papua. Cukup berkunjung ke Pasar Hamadi dan sebagian benda seni asli Papua ini akan mudah didapatkan. Bahkan, bila wisatawan tidak menemukan benda seni yang mereka cari, para penjual di pusat seni ini siap membantu untuk mencarikannya hingga ke pelosok-pelosok. Pembeli hanya cukup menunggu beberapa hari dan benda seni pun akan tersedia, dapat diambil langsung atau dipaketkan, terserah kesepakatan pembeli dan penjual.

Saat kita berkeliling kios demi kios yang ada di Pusat Seni Hamadi, kita dapat menemukan benda-benda seni dari hampir seluruh suku di Papua. Benda-benda tersebut misalnya, patung totem khas Asmat, lukisan kulit kayu khas Danau Sentani, Noken khas Wamena, dan hiasan Cendrawasih khas Raja Ampat. Semua ini banyak terdapat di Pusat Seni Hamadi dan keasliannya pun terjamin karena umumnya para penjual mengambil langsung benda-benda ini di pengrajin aslinya.

Untuk harga, Pusat Seni Hamadi cukup bersaing dan relatif murah bila dibandingkan dengan kios-kios tempat lain. Para penjual ini dapat menjual dengan harga murah karena benda-benda seni ini didapat langsung dari pengrajinnya dan tanpa perantara penjual lain. Untuk lukisan kulit kayu, harga berkisar antara 50.000-500.000 rupiah tergantung ukurannya, tas noken dihargai sekitar 100.000-400.000 sesuai ukuran, dan harga patung khas Asmat pun beragam antara 100.000-4.000.000 rupiah. Namun, walaupun sudah dapat harga murah dan benda seni asli, para pembeli harus tetap berhati-hati dengan keamanan benda yang ingin dibeli.

Keberadaan Pusat Seni ini tentu berpengaruh besar bagi Pasar Hamadi secara umum. Bila pasar rakyat biasa hanya dikunjungi oleh penduduk setempat, dengan adanya Pusat Seni membuat Pasar dapat dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar Indonesia. Pusat Seni Hamadi harus terus bertahan dan dikembangkan, mengingat para penjual di Pusat Seni ini dapat juga menjadi agen promosi kesenian khas Papua yang luar biasa bagi para wisatawan asing. [@phosphone/IndonesiaKaya]

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds