KALIMANTAN
Kalimantan, dengan hutan lebat dan sungai-sungai yang membelahnya, menyimpan jejak kuliner yang tumbuh dari kedekatan manusia dengan alam dan budaya. Di tanah ini, makanan bukan sekadar pengisi perut, melainkan perwujudan cara hidup yang terjalin sejak lama bersama lingkungan.
Ragam hidangannya menuturkan nilai dan sejarah. Di utara, temberungun—olahan keong laut dari suku Tidung—dulu bekal nelayan, kini menjadi sajian adat. Dari timur, pulut nasi Kutai hadir sebagai sarapan turun-temurun yang dibungkus daun pisang dan disiram sambal pedas. Di selatan, soto Banjar dan kue bingka mencerminkan akulturasi serta tradisi perayaan yang terus terjaga. Sementara bebongko menutup ragam ini dengan cita rasa yang lahir dari keseharian.
Kuliner Kalimantan bukan sekadar soal rasa, melainkan representasi cara hidup yang tetap berakar meski terus bergerak—melewati zaman dan tangan-tangan baru.