Cari dengan kata kunci

“Pandawa Dadu”, Karya Wayang Orang Bharata

pandawa-dadu-karya-wayang-orang-bharata-liputan.jpg

“Pandawa Dadu”, Karya Wayang Orang Bharata

Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mendukung karya Wayang Orang Bharata, kali ini menampilkan judul “Pandawa Dadu”. Pertunjukan sukses dilaksanakan pada tanggal 25 April 2015, pukul 20.00 WIB, di Gedung WO Bharata, Jl. Kalilio No. 15, Senen, Jakarta.

Agenda Budaya

Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mendukung karya Wayang Orang Bharata, kali ini menampilkan judul “Pandawa Dadu”. Pertunjukan sukses dilaksanakan pada tanggal 25 April 2015, pukul 20.00 WIB, di Gedung WO Bharata, Jl. Kalilio No. 15, Senen, Jakarta.

Sekilas mengenai kisah ini. Setelah para Pandawa bisa membangun Kerajaan Amarta yang sangat indah, Prabu Suyudana, saudara tertua Kurawa, merasa iri dan ingin memiliki. Patih Sengkuni memberi saran untuk mengundang para Pandawa untuk bermain dadu di Hastina.

Prabu Puntadewa, saudara tertua Pandawa sebagai Raja Amarta, dengan congkaknya menyanggupi ajakan Kurawa sehingga tidak disadari Bathara Darma yang bersemayam di tubuh Puntadewa meninggalkannya.

Benar adanya Pandawa kalah dalam permainan dadu atas kelicikan Patih Sengkuni. Harta benda, tahta, bahkan istri Puntadewa, Dewi Drupadi dipertaruhkan dalam permainan dadu tersebut.

Dursasana, adik Prabu Suyudana mempermalukan Dewi Drupadi di depan para Pandawa dengan cara melucuti busana Dewi Drupadi. Untung Dewa Indra menolong Dewi Drupadi sehingga kain yang dikenakan Dewi Drupadi menjadi sangat panjang sehingga tidak bisa dilucuti oleh Dursasana.

Prabu Suyudana sangat marah dan mengusir Para Pandawa dari Kerajaan Amarta untuk berkelana ke hutan selama 13 tahun. Jika dalam 13 tahun para Pandawa tidak diketahui keberadaannya, maka Kerajaan Amarta akan dikembalikan kepada para Pandawa. Namun jika keberadaan mereka diketahui oleh Kurawa, maka Pandawa harus mengulang 13 tahun lagi berkelana ke hutan.

Dengan sedih para Pandawa beserta Dewi Drupadi menjalankan hukuman pembuangan selama 13 tahun menuju ke Hutan Kamiyaka.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kesenian tradisional dapat kembali kedalam hati berbagai kalangan lainnya, karena keindahannya sebenarnya tak lekang oleh jaman. Semoga pergelaran ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar:

This will close in 10 seconds