Kain Tapis, Kemegahan Warisan Kriya Tekstil Tradisional Lampung - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

kain_tapis_1200.jpg

Kain Tapis, Kemegahan Warisan Kriya Tekstil Tradisional Lampung

Di balik gemerlap warna emasnya, kain tapis menyimpan kisah tentang tangan-tangan terampil dan tradisi Lampung yang tetap hidup di setiap helai tenunannya.

Kesenian

Busana tradisional Lampung identik dengan warna gemerlap, khususnya warna emas. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aksesorinya, antara lain siger, gelang kano, gelang bukhung, dan tanggai yang amat menonjolkan sentuhan warna emas. Selain aksesori, sentuhan warna emas juga dapat ditemukan dalam produk tekstil tradisional Lampung. Salah satu di antaranya adalah kain tapis, yang kini menjadi produk tekstil unggulan provinsi ini.

Kain tapis biasa digunakan kaum perempuan sebagai penutup tubuh bagian bawah.

Kain tapis merupakan produk tradisional Lampung dengan pola motif khusus dari benang emas atau perak. Bahan dasar dari kain ini adalah benang kapas yang ditenun secara tradisional. Motif-motif dekorasi benang emas atau perak dibuat dengan tehnik sulam (cucuk dalam bahasa setempat) tradisional atau tehnik bordir (modern). Kain ini biasanya digunakan kaum perempuan sebagai penutup tubuh bagian bawah, dari pinggang hingga mata kaki.

Motif-motif yang diaplikasikan pada kain tapis umumnya mengangkat tema alam, terutama flora dan fauna. Ada pula kain tertentu yang mengangkat kehidupan rumah tangga seperti pada kain tapis cucuk andak. Selain itu, terdapat perbedaan motif yang dipengaruhi asal daerahnya, seperti tapis pepadun, tapis peminggir, tapis liwa, dan tapis abung. Motif pada tapis peminggir (pesisir) dominan mengangkat flora sementara motif tapis pepadun (pedalaman) cenderung sederhana dan kaku.

Motif-motif yang diaplikasikan pada kain tapis umumnya mengangkat tema alam.

Proses pembuatan kain tradisional khas Lampung ini terbilang rumit dan seluruhnya dikerjakan secara manual, sehingga membutuhkan ketelitian serta waktu yang panjang—bahkan bisa memakan waktu berminggu-minggu. Kerumitan inilah yang membuat nilai jualnya cukup tinggi.

Harga selembar tapis sangat bergantung pada tingkat kesulitan motif, banyaknya benang emas yang digunakan, serta usia kain itu sendiri. Hasil sulaman baru biasanya dibanderol mulai dari jutaan rupiah, sementara yang berusia puluhan tahun bisa mencapai ratusan juta dan kerap menjadi koleksi berharga bagi para pecinta wastra Nusantara.

Jika sudah berumur puluhan tahun, sehelai kain tapis dapat bernilai ratusan juta rupiah.

Seiring perkembangan zaman, muncul varian kain tapis yang dibuat dengan tehnik bordir menggunakan mesin. Kain tapis bordir ini dapat diproduksi secara massal dengan waktu pengerjaan yang lebih singkat.

Tehnik bordir juga terbagi lagi menjadi tehnik bordir secara manual dan bordir dengan komputer. Dari segi harga, tapis bordir manual dihargai lebih tinggi dibanding tapis bordir modern. Hal ini terkait tingkat kerumitan pengerjaannya.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya