Menelusuri Gamelan Sunda: Ciri Khas, Nilai, dan Pelestariannya - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

gamelan_sunda_bogor_1200.jpg

Menelusuri Gamelan Sunda: Ciri Khas, Nilai, dan Pelestariannya

Lembut, mendayu, dan penuh makna—gamelan Sunda bukan sekadar musik, melainkan cerminan nilai budaya yang terus dijaga di tengah arus zaman.

Kesenian

Gamelan merupakan salah satu kesenian adiluhung yang dimiliki Nusantara—warisan musik tradisional yang tidak hanya berkembang di kalangan masyarakat Jawa dan Bali, tetapi juga tumbuh subur di Tanah Sunda. Masing-masing wilayah memiliki karakter bunyi yang khas: gamelan Jawa cenderung bertempo lambat dan tenang, sementara di Bali terdengar lebih dinamis, cepat, dan penuh energi. Lain halnya dengan gamelan Sunda.

Di tangan masyarakat Sunda, gamelan hadir dengan warna yang lebih mendayu dan lembut, sering kali diperkaya oleh suara khas alat musik tradisional seperti rebab dan suling. Awalnya, kesenian ini dimainkan secara instrumental, tanpa vokal, demi menjaga nuansa sakral yang ingin dibangun melalui alunan nada. Namun seiring waktu, bentuk pertunjukannya berkembang dan mulai dilengkapi dengan vokalia berbahasa Sunda yang sarat pesan moral—menjadikannya bukan sekadar hiburan, tetapi juga media penyampai nilai-nilai kehidupan.

Awalnya, kesenian ini dimainkan secara instrumental, tanpa vokal, demi menjaga nuansa sakral yang ingin dibangun melalui alunan nada.

Tak jauh berbeda dari satu set gamelan pada umumnya, versi Sunda terdiri dari perpaduan berbagai instrumen tradisional, seperti kempul, gong, bonang, kenong, gambang, saron, dan kendang. Keunikan bunyinya semakin terasa dengan kehadiran rebab dan suling—dua alat yang tidak ditemukan pada versi Jawa atau Bali. Untuk memperkaya harmoni, musik ini juga didukung oleh melodi dari calempung, menambah kedalaman serta karakter khas yang membedakannya dari gamelan di daerah lain.

Seiring perkembangan zaman, masyarakat Sunda—khususnya di wilayah Bogor—mulai mengkolaborasikan gamelan dengan alat musik modern, menciptakan perpaduan yang menarik antara tradisi dan inovasi. Gamelan Sunda pun tidak hanya hadir sebagai musik tunggal, tetapi juga mengiringi berbagai kesenian tradisional seperti longser dan tembang Sunda, memperkuat suasana sakral sekaligus meriah dalam setiap pertunjukan.

Seiring perkembangan zaman, masyarakat Sunda—khususnya di wilayah Bogor—mulai mengkolaborasikan gamelan dengan alat musik modern.

Dalam berbagai perhelatan adat seperti seren taun, mapag sri, hingga ritual budaya lainnya, alat musik ini masih menjadi bagian penting yang tak terpisahkan. Namun, di tengah arus modernisasi, keberadaan kesenian ini mulai tergerus oleh kurangnya minat generasi muda. Berbagai pihak yang peduli terhadap budaya lokal kini berupaya melestarikannya, dengan cara paling sederhana namun bermakna: terus memainkannya, dan mengajak generasi penerus untuk mencintai kembali harmoni indah dari salah satu warisan adiluhung Nusantara ini.

Kampung Budaya Sindang Barang di Bogor merupakan salah satu komunitas yang aktif melestarikan kesenian tradisional Sunda, termasuk gamelan sebagai bagian penting dari warisan budaya tersebut. Komitmen ini tercermin dalam berbagai perhelatan budaya yang mereka selenggarakan, di mana musik tradisi ini kerap menjadi salah satu pertunjukan utama.

Meski demikian, upaya pelestarian tidak bisa dibebankan hanya kepada satu komunitas. Gamelan adalah warisan bersama yang perlu dijaga oleh siapa pun yang merasa terhubung dengan budaya Sunda—dan lebih luas lagi, menjadi tanggung jawab kita semua sebagai bangsa Indonesia.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya