Mengenal Camilan Lempok Durian dari Sumatra Selatan - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Lempok_Cara_Lain_Menikmati_Durian-1.jpg

Mengenal Camilan Lempok Durian dari Sumatra Selatan

Di Palembang, durian adalah bintang utama camilan bernama lempok durian. Tidak hanya legit, lempok durian pun bisa tahan lama hingga satu tahun.

Kuliner

Durian adalah salah satu buah tropis yang tersohor di Indonesia. Buah yang dijuluki king of fruits ini dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Meski begitu, produksi terbesarnya berasal dari Pulau Jawa dan Sumatra.

Salah satu provinsi penghasil durian terbesar, berdasarkan penelitian tahun 2022 lalu, ialah Sumatra Selatan. Dikabarkan, pada tahun 2022 Sumatera Selatan menghasilkan tidak kurang dari 39.000 ton durian. Pada musim panen, harga buah durian di Sumatra Selatan pun jadi menurun. Tingginya produksi panen membuat para petani dan masyarakat setempat berpikir kreatif agar buah satu ini lebih bisa tahan lama untuk dikonsumsi.

Dikabarkan, pada tahun 2022 Sumatera Selatan menghasilkan tidak kurang dari 39.000 ton durian.

Tidak heran, di Palembang dan kota lainnya di provinsi Sumatra Selatan banyak olahan penganan yang menggunakan durian sebagai bahan utamanya. Dari yang sangat tradisional, seperti tempoyak, sarikayo durian, sampai yang modern seperti hidangan pencuci mulut bernama kolak durian. Namun ada satu camilan atau makanan kecil yang juga memakai durian sebagai bahan bakunya, yakni lempok durian.

Model, Hidangan Khas Palembang yang Menyegarkan

Kenikmatan Lempok Durian

Di daerah lain, penganan serupa lempok durian juga banyak ditemukan. Orang Jakarta dan Jawa Barat, misalnya, lebih familier dengan dodol. Di Jawa Tengah, camilan kenyal serupa ini dikenal dengan sebutan jenang. Meski mirip, lempok durian sedikit berbeda.

Bentuk dan rasanya sederhana. Bahan dan proses pembuatannya juga tidak kalah sederhana. Hanya saja, pemilihan kualitas bahan yang akan diolah serta cara pembuatannya memerlukan ketelitian dan ketekunan dari tangan-tangan berpengalaman.

Untuk membuat lempok durian, bahan-bahan yang diperlukan hanya daging buah durian, gula pasir, dan sedikit garam. Ya, lempok berbeda dengan dodol atau kudapan manis nan kenyal khas Indonesia serupa yang menggunakan tepung beras atau tepung ketan sebagai campuran di dalamnya. Bisa dibilang, pada dodol, durian berperan sebagai pelengkap rasa. Sementara pada lempok, durian adalah bahan utamanya.

Salah satu daerah dengan industri rumahan pembuat lempok terbesar di Sumatra Selatan ada di Tebing Tinggi. Di daerah ini para perajin lempok berkumpul. Kebanyakan dari perajin ini adalah pelaku usaha turun-temurun. Para perajin memulai pembuatan lempok dengan memisahkan daging dan biji buah durian. Meski tahap ini terbilang mudah, di sini perajin harus berhati-hati memilih buah durian. Kualitas buah durian sangat memengaruhi hasil lempok.

Salah satu daerah dengan industri rumahan pembuat lempok terbesar di Sumatra Selatan ada di Tebing Tinggi.

Biasanya, untuk satu kali pembuatan perajin mencampur 40 kg daging buah durian dengan 40 kg gula pasir. Di atas bara api kayu bakar, bahan lempok diaduk terus-menerus. Proses ini biasanya dilalui dalam waktu 4 jam. Lagi-lagi, meski terdengar sederhana, keterampilan perajin lempok durian pada tahap ini juga tak main-main. Jika tidak telaten, adonan yang tidak teraduk dengan rata, kepadatan lempok yang dihasilkan pun tidak akan rata.

Biasanya, untuk satu kali pembuatan perajin mencampur 40 kg daging buah durian dengan 40 kg gula pasir.

Lempok yang sudah matang kemudian masuk ke dalam proses pendinginan. Setelah dingin, adonan lempok kembali dipilah-pilih apabila masih ada biji atau bagian-bagian adonan yang belum lembut. Setelah itu, lempok ditimbang sebelum dibungkus. Biasanya, lempok dijual dalam ukuran 250 atau 500 gram. Setelah ditimbang, lempok dibungkus dengan plastik. Bentuk jajanan satu ini biasa dijajakan dengan bentuk silinder atau persegi.

Penganan ringan ini sangat dicintai masyarakat Sumatra Selatan. Konon, dulunya, lempok jadi sajian istimewa di berbagai acara spesial, seperti pernikahan atau upacara selamatan warga lokal. Tapi seiring berjalannya waktu, lempok durian semakin mudah ditemui hingga jadi camilan sehari-hari maupun oleh-oleh favorit.

Di berbagai toko oleh-oleh Palembang, lempok durian biasa dijual dengan kisaran harga Rp30.000 per kilogram. Sampai hari ini, lempok masih menjadi oleh-oleh cemilan favorit karena ketahanannya yang bisa mencapai satu tahun lamanya dalam kemasan yang tertutup.

Di berbagai toko oleh-oleh Palembang, lempok durian biasa dijual dengan kisaran harga Rp30.000 per kilogram.

Sebagai kuliner yang berkembang dalam kebudayaan Melayu, lempok tidak hanya dikenal di masyarakat Palembang, tetapi juga di Pontianak dan Bengkulu. Jika berkunjung ke tiga daerah tersebut, lempok kerap dijadikan sebagai salah satu oleh-oleh khas yang digemari banyak wisatawan. Karena selain memiliki cita rasa yang enak dan legit, harga lempok durian juga relatif terjangkau. Para penjual lempok juga mudah ditemukan di sudut-sudut jalan di kawasan Palembang. Rasanya yang manis dan cita rasanya yang unik membuatnya menjadi favorit di kalangan penggemar durian atau mereka yang menyukai makanan dengan cita rasa yang kuat.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • 20 detik, dapur teh enur,