Wisata Religi di Bukit Sejuk nan Asri - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

gua_maria_1200.jpg

Wisata Religi di Bukit Sejuk nan Asri

Lebih dari sekadar tempat ibadah, melihat lokasinya yang berada di perbukitan nan sejuk, Gua Maria juga menjadi destinasi wisata keluarga saat liburan tiba.

Pariwisata

Pada pertengahan bulan Mei, udara di Gua Maria yang berada di Jalan Safyri Rahman, Belinyu, Provinsi Bangka Belitung, terasa begitu segar. Sesekali terdengar burung-burung yang saling bersahutan dari atas pohon-pohon besar.

Gua Maria merupakan tempat ibadah umat Katolik yang juga berfungsi sebagai situs permenungan napak tilas Yesus ketika ingin disalib. Lebih dari sekadar tempat ibadah, melihat lokasinya yang berada di perbukitan nan sejuk, Gua Maria juga menjadi destinasi wisata keluarga saat liburan tiba.

Gua Maria ini dibangun pada 1997, berawal dari mimpi seorang pendeta bernama Marcel Arnold.

Sejarah keberadaan Gua Maria berawal dari seorang pendeta bernama Marcel Arnold. Suatu hari, pendeta ini bermimpi melihat batu besar yang bentuknya menyerupai orang yang sedang bersimpuh – layaknya orang berdoa. Lalu, pada tahun 1997, dibangunlah sebuah monumen Bunda Maria sesuai dengan mimpi pendeta yang dihormati dan dikenal baik oleh masyarakat Belinyu tersebut. Dua tahun setelahnya, tepatnya pada 8 Desember 1999, Gua Maria diresmikan sebagai tempat ibadah umat Katholik.

Pada tahun 2000, situs Gua Maria mengalami peremajaan. Saat itu, dibangun jalan salib dengan 14 titik pemberhentian sesuai dengan runutan kejadian yang dialami Yesus ketika akan disalib. Di setiap pemberhentian, terdapat lukisan adegan per adegan menjelang Yesus disalib. Empat belas titik tersebut merupakan tempat yang sering digunakan oleh umat Katolik sebagai tempat berdoa dan menghayati pengorbanan Yesus untuk seluruh umat manusia. Jalan salib kemudian berakhir di tempat yang diberi nama Bukit Golgota. Di tempat ini, pengunjung dapat menyaksikan Yesus yang sedang disalib disaksikan oleh Bunda Maria.

Pada bagian lain, terdapat rumah ibadah yang diberi nama Bilik Keheningan. Bilik ini dibangun pada 2009 sebagai tempat ibadah yang tenang dan nyaman bagi umat Katholik. Setelah beribadah di sini, biasanya para jemaat akan mengambil air yang sumber mata airnya tidak jauh dari Bilik Keheningan. Air jernih tersebut diyakini memiliki berbagai khasiat, seperti sebagai obat untuk meminta keturunan.

Gua Maria di Belinyu merupakan bukti bahwa masyarakat di Pulau Bangka telah lama hidup dalam keberagaman

Di gua ini pun terdapat sebuah patung Bunda Maria yang sedang memangku Yesus. Menurut penjaga situs, patung ini terbuat dari bahan dasar posfor. Karenanya, pada malam hari, patung ini akan terlihat menyala.

Setiap tahunnya, pada bulan-bulan tertentu, situs Gua Maria mengadakan perhelatan keagamaan bagi umat Katolik. Bulan Mei misalnya. Pada bulan ini, selalu diadakan Bulan Mali untuk memperingati hari kenaikan Yesus Kristus. Lalu, ada Bulan Rosario pada Bulan Oktober dan Perayaan Pentakosta pada 50 hari setelah wafatnya Yesus.

Gua Maria di Belinyu merupakan bukti bahwa masyarakat di Pulau Bangka telah lama hidup dalam keberagaman. Keberagaman kepercayaan tersebut mereka syukuri dengan saling bertoleransi dan menghormati. Bahkan, menurut penjaga situs, umat muslim pun turut andil dalam pembangunan Gua Maria.

Informasi Selengkapnya
  • Janitra Panji Satria

  • Indonesia Kaya