Tambak Karang, Alas Ritual dari Beras Berwarna - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

tambak_karang_1200.jpg

Tambak Karang, Alas Ritual dari Beras Berwarna

Lukisan atau gambar berwarna-warni yang berfungsi sebagai alas dari area pelaksanaan ritual-ritual sakral Festival Erau.

Tradisi

Salah satu pernak-pernik tradisi unik yang dapat ditemukan di dalam perhelatan tahunan Erau adalah penggunaan “tambak karang.” Tambak karang sendiri merupakan lukisan atau gambar berwarna-warni yang berfungsi sebagai alas dari area pelaksanaan ritual-ritual sakral Festival Erau. Gambar atau lukisan ini terbuat dari beras yang diberi berbagai macam warna. Beras-beras ini disusun sedemikian rupa sehingga membentuk motif khusus yang masing-masing memiliki makna dan fungsi spesifik.

Tambak karang dapat ditemukan di sejumlah ritual sakral yang berlangsung di dalam Festival Erau. Salah satunya adalah ritual mendirikan tiang ayu yang menjadi penanda dimulainya festival. Di dalam ritual ini, tambak karang yang digunakan sebagai alas dari kasur kuning yang menjadi tempat bersemayamnya Sangkoh Piatu, memiliki motif empat naga dan seluang emas berwarna-warni. Pada bagian moncong dari setiap naga, diletakkan dua buah pisang yang menyimbolkan taring. Di antara kedua pisang, diletakkan sebutir telur ayam kampung putih yang melambangkan kemala (batu pusaka).

Tambak karang dapat ditemukan di sejumlah ritual sakral yang berlangsung di dalam Festival Erau.

Pada ritual beluluh, tambak karang digunakan sebagai alas dari balai yang terbuat dari bambu dengan jumlah tiang yang beragam, tergantung status orang yang didudukkan di atasnya. Setelah upacara beluluh selesai, beras warna-warni dari tambak karang ini dikumpulkan dan dibawa ke kerumunan masyarakat yang memadati pelataran depan keraton. Beras ini akan diperebutkan oleh warga karena dianggap membawa berkah atau peruntungan bagi mereka.

Pada malam ketujuh Festival Erau, saat dilangsungkannya ritual menyisik lembu suana, digunakan tambak karang bermotif lembu suana. Tambak karang ini dibuat menggunakan beras dengan 37 jenis warna. Saat ritual berlangsung, kerabat kesultanan dan para tamu akan melemparkan uang ke arah gambar lembu suana sambil menghaturkan keinginan atau niat tertentu. Uang yang terserak di atas lukisan ini akan diserahkan kepada para dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (pria pengabdi ritual) yang mengabdikan diri untuk menjalankan ritual-ritual Keraton Kutai.

Dahulu, motif tambak karang mesti dibuat oleh seorang petugas khusus di kalangan abdi keraton.

Secara garis besar, ada beberapa jenis motif tambak karang, yaitu lembu suana, karang genta, karang dungkul, karang indra geni, karang terate, karang daulan, dan karang paoh.

Menurut Awang Imaluddin, salah satu penanggungjawab ritual sakral di lingkungan Keraton Kutai, karena memerlukan keterampilan tinggi dalam proses pembuatannya, dahulu, motif tambak karang mesti dibuat oleh seorang petugas khusus di kalangan abdi keraton. Keterampilan dan tugas ini diwariskan secara turun-temurun kepada anak-cucunya. Namun, kini pembuatan tambak karang kerap dilakukan dengan bantuan pola atau cetakan, karena kualitas keterampilan dari para pembuat tambak karang telah berubah seiring zaman.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya