Pulau Rote-Ndao, siapa yang tak tahu dengan Pulau Rote? Pulau yang memiliki banyak sekali keindahan objek wisata baharinya, yang menarik minat para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri untuk mengunjunginya. Salah satunya adalah Pantai Bo’a. Pantai yang terletak di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT tepatnya di Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat dengan jarak sekitar 7,5 km dari kecamatan setempat.
Pantai ini sudah tidak asing lagi bagi mereka para penggila olahraga selancar (surfing), karena pasalnya di Pantai Bo’a ini sangat terkenal sekali dengan ketinggian ombaknya yang besar hingga mencapai 7 kali gulungan dan merupakan yang terbesar setelah Hawaii. Hampir pada setiap musim ombak yakni kisaran bulan September-Oktober, di pantai ini sering kali diadakan event olah raga selancar baik regional maupun yang berkelas internasional. Pada saat itulah para peselancar baik dari dalam maupun luar negeri berbondong-bondong mendatangi Pantai Bo’a. Bo’a pun semakin istimewa dengan gelombang lautnya yang dikenal dengan “Gelombang G” yang sangat cocok untuk kegiatan surfing, diving ataupun sailing. Tak hanya ombaknya saja yang diburu, namun panorama hamparan pasir putih, biru laut dan alamnya yang indah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmat pantai. Selain berselancar, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas air lainnya seperti berenang, snorkeling, memancing dan mengunjungi Pulau Ndana (pulau terujung selatan Indonesia). Selain itu, pengunjung juga dapat mengenal lebih dekat adat dan budaya masyarakat sekitar Rote dengan mengunjungi desa-desa setempat.
Akses Menuju Lokasi Wisata
Akses perjalanan menuju Pulau Rote dari Kota Kupang dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut, dengan penjelasan detail sebagai berikut:
1. Via udara, pengunjung dapat menggunakan pesawat dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Lekunik Rote, menggunakan maskapai yang melayani rute Kupang-Rote-Kupang yaitu Trans Nusa dan Susi Air, dengan biaya sekitar 200-300an ribu rupiah untuk sekali penerbangan. Untuk jadwalnya yaitu seminggu 3 kali yakni Senin, Rabu dan Jum’at/ Sabtu (jadwal dapat berubah tergantung situasi dan kondisi cuaca).
2. Sedangkan via lautnya terdapat 2 pilihan alternatif kapal yaitu menggunakan kapal lambat (ferry) dan kapal cepat (speed boat). Apabila pengunjung memilih menggunakan kapal ferry, waktu pemberangkatannya yaitu pukul 08.00 WITA dari Pelabuhan Bolok, Kupang dan kemudian berlabuh di Pelabuhan Pantai Baru, Rote. Waktu penyeberangan memakan waktu tempuh hinga 3-4jam (tergantung cuaca dan kondisi laut). Biaya penyebrangan kapal ferry reguler Kupang-Rote yaitu sebesar 54.000 rupiah per orangnya. Bagi pengunjung yang hendak membawa kendaraan sepeda motor dari Kupang, akan dikenakan biaya sebesar 116.000 rupiah (untuk biaya 1 orang dan 1 sepeda motor). Dan bagi yang memilih alternatif kapal cepat berangkatnya yakni dari Pelabuhan Tenau, Kupang dengan waktu keberangkatan pukul 08.00 WITA. Perjalanan dengan kapal cepat memakan waktu sekitar 1.5-2 jam lamanya tergantung kondisi angin dan gelombang di laut. Biaya tiket kapal cepat sekitar 160.000 rupiah untuk kelas ekonomi dan 190.000 rupiah untuk kelas bisnisnya.
Setibanya di Pelabuhan Pantai Baru, Rote Ndao pengunjung dapat melanjutkan perjalanannya menuju ke Kota Ba’a (ibukota Kabupaten Rote Ndao), sebuah kota kecil yang cukup ramai dan dapat dikatakan sebagai pusat kotanya Pulau Rote. Jarak tempuh dari Pelabuhan Pantai Baru menuju Kota Ba’a yaitu sekitar 45 Menit, dengan kondisi jalanan beraspal halus. Untuk menjangkau Pantai Bo’a dari Ba’a, pengunjung dapat menggunakan jasa travel atau bus dengan ongkos 50.000 rupiah atau juga bisa menyewa ojek dengan biaya berkisar dari 50.000-100.000 rupiah. Berjarak kurang lebih 40 km dari Kota Ba’a, perjalanan menuju lokasi Pantai Bo’a dapat ditempuh dalam waktu 1-1.5 jam lamanya dengan menggunakan kendaraan bermotor. Di sepanjang perjalanan menuju Bo’a, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan-pemandangan alam khas Rote yang masih asri dan juga cukup sepi. Gugusan pulau-pulau kecil dengan hamparan laut lepas dari tepian jalan, serta bukit-bukit dan hamparan savana luas akan menemani perjalanan Anda. Selain itu juga seringkali terlihat jajaran Pohon Lontar, pohon yang mana serat daunnya dijadikan sebagai kerajinan tangan khas Rote oleh masyarakat setempat. Maka tak heran kalau Rote diberi julukan Pulau Seribu Lontar.
Untuk fasilitas penunjang seperti toilet dan warung makan di sekitar Pantai Bo’a masih sangatlah minim. Sebaiknya pengunjung membeli dan memenuhi perbekalan, perlengkapan atau keperluan lain di Kota Ba’a sebelumnya. Namun bagi pengunjung yang hendak bermalam tenang saja, karena tak jauh dari Pantai Bo’a yaitu di kawasan Nembrala banyak terdapat penginapan dengan harga yang bervariatif dan dapat disesuaikan dengan budget Anda.