Sebelah timur Taman Nasional Ujung Kulon terdapat sebuah pulau yang menarik hati wisatawan lokal maupun mancanegara. Ukurannya tidak begitu luas, namun pulau ini menawarkan pesona alam yang begitu alami. Pantainya putih bersih juga berpasir lembut. Bagian dalamnya dirimbuni dengan hutan primer yang terjaga. Menariknya, wisatawan yang berkunjung ke sini dapat berinteraksi langsung dengan hewan-hewan yang lalu-lalang di sekitar penginapan. Inilah Pulau Peucang, Pulau idaman bagi penikmat keheningan.
Berada di Selat Panaitan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Nama Pulau Peucang diambil dari hewan sejenis siput yang banyak di temui di pulau ini. Namun versi lainnya ada yang menyebutkan, Peucang merupakan istilah bahasa Sunda untuk hewan sejenis kancil.
Pulau Peucang memiliki lahan seluas 450 hektar yang terbagi dalam hutan dan wilayah pantai. Hutan di sini masih berbentuk hutan primer. Artinya hutan di pulau ini masih alami, bukan hutan yang pepohonannya ditanami manusia, begitu pun dengan hewan yang berada di sini.
Wisatawan akan melihat langsung lebih dekat fauna asli Taman Nasional ujung Kulon di Pulau Peucang. Hewan-hewan seperti rusa, kera, hingga babi hutan sangat mudah terlihat oleh wisatawan di pulau ini. Bahkan hewan-hewan ini hilir mudik seakan tidak terganggu dengan keberadaan manusia.
Begitu juga dengan pantainya. Pasir putih dengan karakteristiknya yang lembut merupakan hiasan yang ditawarkan pantai di Pulau Peucang. Airnya dihiasi dengan gradasi warna biru muda di tepi dan biru tua pada bagian tengah. Keindahan warna-warna air ini seakan menghasut wisatawan untuk langsung merasakannya.
Letak pulau yang dimpit dengan daratan Pulau Jawa dan Pulau Panaitan membuat ombak disini relatif sangat kecil. Hal ini tentu saja membuat wisatawan yang ingin berenang atau sekedar bermain air menjadi sangat nyaman. Pada pagi hari, pantai ini menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan terbitnya matahari dari ufuk timur.
Wisata yang tidak kalah menariknya dengan pesona pantai adalah Karang Copong. Objek wisata ini mengandalkan panorama matahari tenggelam sebagai sajian utama. Menuju ke sini, pengunjung akan merasakan rasanya menerobos hutan dengan jarak tempuh 3 km dan memakan waktu mencapai 45 menit.
Sebaiknya untuk ke sini ditemani dengan polisi hutan yang selalu berjaga di Pulau Peucang, hal tersebut untuk menjaga wisatawan agar tidak tersesat dan terhindar dari ancaman binatang liar.
Berada di dalam hutan Pulau Peucang, pepohonan tinggi dan rimbun menjadi teman setia untuk dipandangi. Apalagi akarnya yang sudah tua dan berumur ratusan tahun, membuat perjalanan ke Karang Copong menjadi berkesan.
Pada bagian ujung jalan, hutan cahaya matahari yang masuk dengan bebas menjadi akhir perjalanan menuju Karang Copong. Perpaduan warna kuning dan merah menghasilkan warna jingga yang menjadi lanskap indah untuk disaksikan.
Nama Karang Copong sendiri merupakan nama karang yang berlubang di bagian tengahnya. untuk melihat karang ini pengunjung harus jalan mendaki sebelum tiba di karang berlubang tersebut.
Sebagai informasi, bagi wisatawan yang ingin menuju Pulau Peucang harus menjalani perjalanan panjang sebelum tiba di pulai ini. Berkendara hingga 6 jam menuju Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur, menjadi hal pertama yang harus ditempuh. Selanjutnya, berlayar dengan perahu selama 3 jam menjadi perjalanan yang harus ditempuh sebelum tiba di Dermaga Pulau Peucang.
Untuk urusan penginapan, di sini tersedia vila yang terbagi dalam beberapa kamar. pengunjung yang ingin ke Pulau Peucang sebaiknya menghubungi pihak Taman Nasional Ujung Kulon untuk memudahkan perjalanan ke sini.
Selain itu, pihak taman nasional akan menyiapkan akomodasi berupa penginapan, makanan serta pemandu bila diperlukan. Satu lagi informasi, di pulau ini juga tidak ada sinyal telepon, sebaiknya lupakan telepon Anda dan nikmati saja pemandangan yang menawan yang di berikan Pulau Peucang. [Riky/IndonesiaKaya]