Kondisi alam di Seram bagian Barat memang sangat menakjubkan. Selain wisata bawah laut yang luar biasa, pulau-pulau yang begitu indah berikut pantai berpasir putih yang cantik, ternyata Seram bagian barat juga menyimpan beberapa air terjun yang begitu indah dan belum banyak diketahui oleh wisatawan. Salah satu air terjun yang akan kami kunjungi adalah Air Terjun Lumoli.
Air terjun Lumoli sesuai namanya memang berada di sebuah desa yang bernama Lumoli, jaraknya kurang lebih hanya sekitar 10 kilometer saja dari Piru, ibukota kabupaten Seram Bagian Barat. Dari jalan trans Seram, jalan menuju desa ini memang kurang meyakinkan. Kami harus melewati hutan yang seolah mengisyaratkan tidak adanya pemukiman manusia. Namun, ternyata hal ini terjadi karena ada salah satu jalan penghubung yang rusak dan tidak dapat dilewati kendaraan bermotor sehingga kami harus melalui jalur tradisional yang terkesan sepi dan tidak meyakinkan.
Sesampainya di desa Lumoli, kami langsung kordinasi dengan warga setempat untuk mengunjungi air terjun yang kabarnya sangat indah tersebut. Beberapa penduduk desa kemudian membawa kami menuju rumah Sang Kepala desa untuk meminta ijin memasuki wilayah desanya. Hal ini masih sangat penting dilakukan di Maluku, mengingat tanah Maluku sebagian besar adalah tanah adat yang masih dikuasai oleh peraturan adat. Demi menjaga kesopanan maka kami sepakat untuk mengikuti prosedur adat yang berlaku. Setelah bertemu sang Kepala Desa, kami pun diijinkan untuk menuju air terjun namun sebelumnya kami disarankan untuk mampir di rumah salah seorang tetua adat desa sebagai formalitas ijin prosedur adat lainnya. Proses ini pun kami lalui dan sang tetua adat pun mengijinkan kami untuk memulai perjalanan dengan seorang pemandu dupaya kami tidak tersesat.
Saat di rumah tetua adat, kami sempat menanyakan berapa jauh jarak yang harus kami tempuh dari desa hingga air terjun dan sang tetua adat pun menjawab bahwa tidak jauh kira-kira hanya sekitar 2 jam berjalan kaki. Sontak kami pun terkejut karena 2 jam berjalan kaki bagi kami adalah jarak yang cukup jauh, sang tetua adat pun tersenyum. Setelah semua persiapan selesai, kami pun segera memulai perjalanan kami dari rumah tetua adat. Medan pertama yang harus kami capai adalah sebuah bukit pertanian dan sebuah jalan setapak berukuran satu orang sehingga kami harus berjalan berbaris.
Kira-kira 30 menit kami berjalan, seorang dari kami memutuskan untuk beristirahat sejenak dan rombongan kami pun setuju. Hal ini dilakukan karena perjalanan kami masih jauh, padahal kami sudah melewati 2 bukit dengan tingkat kemiringan hingga 45 derajat dengan berbagai peralatan yang kami bawa. Setelah minum dan beristirahat 15 menit, kami pun melanjutkan perjalanan kembali.
Sepanjang perjalanan, yang kami lihat adalah pemandangan pegunungan yang luar biasa. Pepohonan hijau yang tersebar luas membentang terlihat sangat indah. Langit biru yang cerah tampak serasi dengan pegunungan yang berderet berlapis sehingga menampilkan panorama yang luar biasa cantik. Walaupun medan yang kami lalui cukup terjal, namun kami merasa senang karena petualangan ini membuat kami mensyukuri anugerah keindahan alam yang Tuhan beri pada Negara Indonesia.
120 menit kami berjalan, kini saatnya kami harus menuruni sebuah tebing terjal dengan berhati-hati. Beberapa dari kami sempat terpeleset karena tanah di tebing ini cukup lembab dan licin. Ternyata tebing ini mengarahkan kami pada sebuah sungai dan kami pun kembali beristirahat di sana. Keberadaan sungai menandakan bahwa tidak lama lagi kami akan sampai di air terjun yang menjadi tujuan kami. Setelah cukup beristirahat selama 10 menit, kami pun melanjutkan perjalanan yang tidak akan lama lagi hingga tujuan.
Akhirnya, kami sampai di Air Terjun Lumoli dalam waktu 150 menit lebih. Bila dibandingkan prediksi awal, kami melenceng sekitar 30 menit. Perjalanan terjal kami pun tidak sia-sia karena ketika sampai yang kami lihat adalah sebuah air terjun dengan kontur yang luar biasa indah. Air Terjun Lumoli adalah sebuah air terjun dengan posisi berundak-undak dan ada sekitar 3 level tebing di air terjun ini. Pertama adalah level tempat dimana kami sampai pertama kali. Level satu ini saja sudah memberikan pemandangan yang luar biasa indah. Riak air yang turun dari atas terlihat sangat jelas sekali dengan kejernihan yang sudah tidak perlu dipertanyakan. Rasanya kami ingin langsung menceburkan diri di air yang begitu segar itu.
Level berikutnya adalah tebing yang lebih tinggi lagi. Pada level ini beberapa pemuda dari desa tampak bermain air dan mereka tidak segan-segan terjun dari ketinggian hingga sampai di level pertama yang lebih dalam. Level kedua ini biasa digunakan hanya untuk sekedar berendam saja, namun dari level ini tampak sebuah batu yang begitu besar dan menjadi latar air terjun di level ketiga.
Level ketiga adalah tingkat yang paling tinggi, namun air di level ini tidak sederas 2 level lainnya. Hal ini dikarenakan jarak dari level 3 hingga ke level 2 tidak terlalu tinggi. Namun demikian, level 3 memiliki kelebihan di latar batu yang begitu besar sehingga wisatawan dapat menggunakannya sebagai tempat untuk berfoto. Melalui level 3 ini juga, kami nantinya akan menyusuri jalan setapak hingga sampai di desa Lumoli kembali.
Kami menikmati air terjun Lumoli selama hampir 2 jam 30 menit hingga akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke desa Lumoli segera sebelum matahari tenggelam. Hal ini disarankan oleh pemandu kami karena bila hari sudah gelap maka kami akan kesulitan menentukan arah jalan pulang. Kami pun segera bergegas pulang dengan melalui medan yang tidak jauh berbeda dari perjalanan berangkat kami. Untuk perjalanan pulang, waktu tempuh kami lebih cepat sekitar 90 menit saja.
Air terjun Lumoli adalah satu dari sekian banyak air terjun yang menjadi unggulan pariwisata Seram Barat. Hal ini perlu menjadi perhatian dari pemerintah daerah setempat dan penduduk lokal demi kemajuan wilayah mereka. Keindahan air terjun ini belum banyak diketahu dan apabila dikelola dengan bertanggung jawab, tidak heran bila nantinya Air Terjun Lumoli akan menjadi salah satu air terjun cantik di Indonesia yang terkenal hingga mancanegara. [Phosphone/IndonesiaKaya]