Cari dengan kata kunci

Pantai-Oeseli-1290.jpg

Pantai Oeseli, Satu Primadona Lagi Dari Ujung Selatan Indonesia

Letaknya yang berada di tepian ujung pulau menjadikan pantai ini sedikit tersembunyi sehingga letaknya tak cukup diketahui banyak orang.

Pariwisata

Semakin menjelajahi setiap seluk beluk Rote hingga ke ujung selatannya, pesona dan petensi keindahan alamnya pun semakin menarik untuk ditelusuri. Masih bertetanggan dengan Pantai Bo’a dan Pantai Nembrala yang terkenal akan gulungan ombaknya yang bertaraf internasional, terdapat sebuah pantai yang justru berair tenang, Pantai Oeseli namanya. Dikelilingi dan dihiasi oleh bebatuan karang cadas yang bertumpuk, tampak sebuah pantai berbentuk seperti teluk dengan hamparan pasir putihnya serta berair sangat jernih, bersih dan belum tercemar. Letaknya yang berada di tepian ujung pulau menjadikan pantai ini sedikit tersembunyi sehingga letaknya tak cukup diketahui banyak orang. Tak banyak ditemui wisatawan lokal maupun mancanegara di pantai ini. Terletak di Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, pantai ini akan ramai dikunjungi oleh anak muda dari desa setempat pada hari libur. Berbeda tipikal dengan Bo’a dan Nemberala yang berombak, Pantai Oeseli cenderung lebih tenang dengan ombak dan gelombang yang tidak besar sehingga sangat nyaman untuk melakukan aktivitas berenang atau sekedar bermain air.

Akses Menuju Lokasi Wisata
Akses perjalanan menuju Pulau Rote dari Kota Kupang dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut, dengan penjelasan detail sebagai berikut:
1. Via udara, pengunjung dapat menggunakan pesawat dari Bandara El Tari Kupang ke Bandara Lekunik Rote, menggunakan maskapai yang melayani rute Kupang-Rote-Kupang yaitu Trans Nusa dan Susi Air, dengan biaya sekitar 200-300an ribu rupiah untuk sekali penerbangan. Untuk jadwalnya yaitu seminggu 3 kali yakni Senin, Rabu dan Jum’at/ Sabtu (jadwal dapat berubah tergantung situasi dan kondisi cuaca).
2. Sedangkan via lautnya terdapat 2 pilihan alternatif kapal yaitu menggunakan kapal lambat (ferry) dan kapal cepat (speed boat). Apabila pengunjung memilih menggunakan kapal ferry, waktu pemberangkatannya yaitu pukul 08.00 WITA dari Pelabuhan Bolok, Kupang dan kemudian berlabuh di Pelabuhan Pantai Baru, Rote. Waktu penyeberangan memakan waktu tempuh hinga 3-4jam (tergantung cuaca dan kondisi laut). Biaya penyebrangan kapal ferry reguler Kupang-Rote yaitu sebesar 54.000 rupiah per orangnya. Bagi pengunjung yang hendak membawa kendaraan sepeda motor dari Kupang, akan dikenakan biaya sebesar 116.000 rupiah (untuk biaya 1 orang dan 1 sepeda motor). Dan bagi yang memilih alternatif kapal cepat berangkatnya yakni dari Pelabuhan Tenau, Kupang dengan waktu keberangkatan pukul 08.00 WITA. Perjalanan dengan kapal cepat memakan waktu sekitar 1.5-2 jam lamanya tergantung kondisi angin dan gelombang di laut. Biaya tiket kapal cepat sekitar 160.000 rupiah untuk kelas ekonomi dan 190.000 rupiah untuk kelas bisnisnya.

Setibanya di Pelabuhan Pantai Baru (Rote Ndao) pengunjung dapat melanjutkan perjalanannya menuju ke Kota Ba’a, sebuah kota kecil yang cukup ramai dan dapat dikatakan sebagai pusat kotanya Pulau Rote. Jarak tempuh dari Pelabuhan Pantai Baru menuju Kota Ba’a yaitu sekitar 45 Menit, dengan kondisi jalanan beraspal halus. Untuk menjangkau Pantai Oeseli, pengunjung dapat menggunakan jasa travel atau juga bisa menyewa ojek dengan biaya berkisar dari 100.000-150.000 rupiah mengingat jaraknya yang cukup jauh dari Kota Ba’a yaitu sekitar 3 jam perjalanan. Kondisi jalan menuju pantai ini cukup bervariatif. Setengah perjalanan yaitu dari Ba’a sampai Desa Oenitas di Kecamatan Rote Barat, kondisinya lancar beraspal mulus. Selanjutnya dari Desa Oenitas ke Nemberala hingga ke Oeseli, kondisi jalannya berkerikil dan sedikit berlubang.

Berjarak hanya sekitar 3km dari Pantai Bo’a, di sepanjang jalan menuju lokasi akan banyak dijumpai perbukitan karang yang ditumbuhi dengan pohon kerdil yang nampak seperti tanaman bonsai. Tak lama kemudian Anda akan sampai di lokasi yang dikelilingi bebatuan cadas menyerupai sebuah gerbang besar. Sebelumnya Anda akan melewati sebuah perkampungan yang dipenuhi oleh tumpukan rumput laut yang sedang dijemur di sepanjang jalan. Karena letaknya yang berada di pinggiran laut, hampir mayoritas masyarakat Desa Oeseli berprofesi sebagai petani rumput laut dan juga membuat air gula.

Tak terdapat fasilitas penunjang apapun di sekitar kawasan pantai, hanya terdapat beberapa warung kecil di desa yang menjual minuman dan makanan ringan. Untuk penginapan juga tak tersedia di Oeseli, bagi yang hendak bermalam dapat menuju Nembrala karena di sana lebih banyak pilihan penginapan dengan harga yang bervariatif.

Waktu terbaik untuk mengunjungi Pulau Rote adalah ketika musim kemarau yaitu pada bulan Juni-Oktober, karena pada bulan tersebut cucanya sangat cerah dengan gulungan ombak di Nembrala dan Bo’a yang juga sedang bagus-bagusnya sehingga cocok untuk olahraga selancar.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds