Selain bangunan bersejarah seperti masjid, monumen, dan museum, Sulawesi Selatan juga memiliki situs bersejarah berupa pemakaman keluarga Raja Tallo. Situs ini terletak sekitar 7 km di utara pusat Kota Makassar, tepatnya di Jalan Sultan Abdullah Raya, Kabupaten Tallo. Belum banyak yang mengetahui bahwa Kerajaan Tallo merupakan pecahan dari Kerajaan Gowa. Kerajaan ini juga termasuk salah satu yang paling berpengaruh dan menjadi peletak dasar kejayaan Makassar pada awal abad ke-17.
Kerajaan ini juga termasuk salah satu yang paling berpengaruh dan menjadi peletak dasar kejayaan Makassar pada awal abad ke-17.
Memasuki kawasan makam, pengunjung akan disambut pepohonan rindang serta berbagai bunga yang bermekaran. Dengan suasana seperti itu, tempat ini lebih cocok disebut sebagai taman ketimbang pemakaman. Apalagi, di bagian depan berderet makam dengan bentuk menyerupai candi. Secara garis besar, bentuk makam di kawasan ini terbagi ke dalam tiga jenis.
Jenis pertama terdapat di bagian depan. Makam-makam ini didominasi batu-batuan yang dibentuk menyerupai candi. Di bagian tengah, makam berbentuk seperti rumah lengkap dengan kubah. Setiap makam dikunci sehingga tidak sembarang orang dapat masuk ke dalamnya. Sementara itu, di bagian lainnya, makam berbentuk lebih sederhana, dengan pembatas batu serta batu nisan di bagian kepala.
Secara garis besar, bentuk makam di kawasan ini terbagi ke dalam tiga jenis.
Menurut penjaga makam, di situs pemakaman Raja Tallo terdapat sekitar 78 makam, tetapi hanya beberapa di antaranya yang dapat diidentifikasi. Berdasarkan papan nama yang terpasang di depan pintu masuk situs bersejarah ini, tercatat 21 nama raja yang dimakamkan di kawasan tersebut. Salah satu makam yang berhasil diidentifikasi adalah I Maalingkang Daeng Manyonri (Abdul Kadir), Raja Tallo pertama yang memeluk agama Islam.
Menyambangi kawasan makam ini menghadirkan sensasi tersendiri. Selain memperoleh informasi mengenai Kerajaan Tallo, pengunjung juga dapat bersantai sambil menikmati udara sejuk dan suasana rindang pepohonan. Perlu perhatian lebih untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya ini agar generasi penerus mengenal sejarahnya. Sebab, bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui sejarahnya.
