Flores, tepatnya di kawasan Taman Nasional Komodo, menjadi rumah bagi salah satu spesies langka di dunia: komodo. Habitatnya tersebar di beberapa pulau seperti Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, dan Gili Motang—semuanya masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kawasan ini telah lama menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Tak hanya karena keberadaan komodo, namun juga karena keindahan alamnya yang diakui dunia melalui gelar “New 7 Wonders of Nature” serta status sebagai situs warisan dunia UNESCO.
Dari sejumlah pulau di kawasan ini, Pulau Komodo dan Pulau Rinca menjadi dua lokasi utama untuk melihat komodo di alam liar. Meski Pulau Rinca lebih kecil secara luas, populasi komodo di sana diperkirakan mencapai 1.500 ekor dan bahkan lebih mudah dijumpai dibandingkan di Pulau Komodo. Sementara itu, Pulau Padar yang dulunya juga dihuni oleh komodo kini sudah tidak lagi menjadi habitat karena putusnya rantai makanan yang menyebabkan ekosistemnya tidak berkembang.
Meski Pulau Rinca lebih kecil secara luas, populasi komodo di sana diperkirakan mencapai 1.500 ekor dan bahkan lebih mudah dijumpai dibandingkan di Pulau Komodo.
Secara geografis, Pulau Rinca berada lebih dekat dari Labuan Bajo dibandingkan Pulau Komodo, sehingga sering menjadi pilihan wisatawan untuk kunjungan singkat. Titik tertinggi di pulau ini berada di Doro Ora (Gunung Ora), dengan ketinggian sekitar 670 mdpl. Selain komodo, Pulau Rinca juga menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa lainnya seperti babi hutan, kerbau liar, dan aneka burung, menjadikannya lokasi wisata alam yang menarik dan kaya akan keanekaragaman hayati.
Tersedia beberapa pilihan jalur trekking di Pulau Rinca, mulai dari rute pendek, menengah, hingga panjang. Pengunjung bebas memilih jalur sesuai kemampuan fisik, demi menjaga keselamatan dan meminimalkan risiko selama di lapangan. Sepanjang perjalanan, pemandangan indah akan menyambut—jajaran perbukitan yang memeluk garis pantai dan hamparan laut biru yang memanjakan mata.
Tersedia beberapa pilihan jalur trekking di Pulau Rinca, mulai dari rute pendek, menengah, hingga panjang.
Warna bukit pun berubah sesuai musim: cokelat kekuningan saat kemarau, dan hijau subur ketika musim hujan tiba. Di beberapa titik, pengunjung akan melewati puncak bukit yang menyuguhkan panorama khas Pulau Rinca—perpaduan perbukitan eksotis dan laut biru yang terbentang luas, menciptakan lanskap yang menenangkan dan mengesankan.
Selain menjelajah alam, Pulau Rinca juga mengajak pengunjung berkontribusi dalam pelestarian lingkungan melalui program penanaman mangrove. Dengan biaya sebesar Rp150.000, pengunjung dapat membeli bibit yang nantinya ditanam di area konservasi. Menariknya, setiap bibit bisa diberi label nama, sehingga saat kembali berkunjung, pengunjung dapat melihat langsung perkembangan pohon bakau yang ditanam atas nama mereka sendiri.
Akses Menuju Lokasi Wisata
Untuk menuju pulau ini, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah memulai perjalanan dari Labuan Bajo dengan menggunakan kapal sewaan. Alternatif lainnya, pengunjung bisa memanfaatkan jasa agen perjalanan yang menawarkan paket tur sailing komodo, yang banyak tersedia di sekitar kawasan Pelabuhan Labuan Bajo.
Perjalanan laut dari Labuan Bajo menuju Pulau Rinca memakan waktu sekitar dua jam dan akan berlabuh di Dermaga Loh Buaya. Setibanya di pos penjagaan, pengunjung akan dipandu oleh para ranger untuk menjelajahi Pulau Rinca dan menelusuri langsung jejak kehidupan komodo di habitat aslinya.
Harga Tiket Masuk (HTM)
Jika ditotal, harga tiket masuk ke pulau ini relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan Pulau Komodo, yaitu sekitar Rp25.000. Namun, biaya tersebut belum termasuk tarif jasa pemandu atau ranger.
Fasilitas
Di sekitar pos penjagaan Pulau Rinca, tersedia sejumlah fasilitas penunjang bagi pengunjung, seperti toilet, warung makan, hingga homestay. Meski demikian, disarankan untuk membawa persediaan makanan—terutama minuman—sebelum memulai trekking, guna mencegah dehidrasi saat menempuh jalur di bawah teriknya sinar matahari.