Taman Nasional Tanjung Puting yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah dikenal sebagai ibu kota orangutan dunia. Kawasan ini meliputi wilayah Kecamatan Kumai di Kabupaten Kotawaringin Barat, serta Kecamatan Hanau dan Kecamatan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan. Awalnya, Tanjung Puting adalah sebuah cagar alam yang kemudian diresmikan sebagai taman nasional pada tahun 1982. Dengan luas area yang sangat besar, taman nasional ini menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna khas Indonesia.
Kawasan ini juga menjadi destinasi ideal bagi para pencinta petualangan di alam terbuka. Taman Nasional Tanjung Puting memiliki berbagai ekosistem, seperti hutan mangrove, hutan rawa air tawar, hutan pantai, dan hutan tropis dataran rendah. Meskipun orangutan menjadi primadona utama yang menarik perhatian, sangat penting untuk diingat bahwa hewan-hewan yang tinggal di taman ini, termasuk orangutan, bukanlah atraksi hiburan untuk pengunjung, melainkan bagian dari ekosistem yang harus dilindungi.
Taman Nasional Tanjung Puting yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah dikenal sebagai ibu kota orangutan dunia.
Camp Leakey, pusat rehabilitasi orangutan yang terletak di taman ini, didirikan oleh Dr. Biruté Mary Galdikas bersama mantan pasangannya, Rob Bridamour. Nama Leakey diambil untuk menghormati mentor Dr. Galdikas, Robert Leakey, seorang antropolog asal Kenya. Selain itu, Dr. Galdikas juga mendirikan Orangutan Foundation International (OFI) pada tahun 1986, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dunia internasional terhadap perlindungan orangutan.
Siklus perkembangbiakan orangutan yang memakan waktu hingga delapan tahun menjadi salah satu faktor yang menyebabkan populasinya semakin terbatas. Selain berfungsi sebagai pusat rehabilitasi, Camp Leakey juga berperan sebagai pusat penelitian terkait orangutan dan ekosistem di sekitar Tanjung Puting. Penelitian yang dilakukan mencakup berbagai topik, seperti bahasa isyarat yang digunakan orangutan dan sistem ekologi sungai di kawasan ini. Untuk menjaga kelancaran proses penelitian, pengunjung tidak diperbolehkan menginap di Camp Leakey, guna menghindari gangguan terhadap kegiatan penelitian yang berlangsung.
Selain berfungsi sebagai pusat rehabilitasi, Camp Leakey juga berperan sebagai pusat penelitian terkait orangutan dan ekosistem di sekitar Tanjung Puting.
Bagi mereka yang telah mengunjungi kawasan ini, Taman Nasional Tanjung Puting memiliki daya tarik yang unik dan sulit dilupakan. Pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang-bintang serta suara alam yang dihasilkan oleh satwa liar dari dalam hutan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung. Suasana tenang dan alami ini seolah memikat pengunjung untuk berlama-lama menikmati keindahan alam yang ditawarkan Taman Nasional ini.
Selain itu, bagi mereka yang ingin berkontribusi langsung terhadap kelangsungan hidup orangutan, OFI (Orangutan Foundation International) juga menawarkan program sukarelawan. Program ini memberi kesempatan bagi siapa saja yang tertarik untuk membantu di pusat rehabilitasi orangutan di Tanjung Puting. Informasi lebih lanjut mengenai program ini dapat diakses melalui situs resmi mereka di orangutan.org.