Menilik Keindahan Kain Songket Palembang yang Tersohor - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Kerajinan_Songket_Palembang_1200.jpg

Menilik Keindahan Kain Songket Palembang yang Tersohor

Tidak ada yang bisa melepaskan kain songket dari kebudayaan nusantara. Pasalnya, kain yang memiliki berbagai motif indah ini sudah lama ada dan berkembang menyebar ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, ketenaran kain songket tidak hanya di Indonesia, negara lain seperti, Malaysia, dan Thailand juga mengenal budaya kain songket.

Tradisi

Tidak ada yang bisa melepaskan kain songket dari kebudayaan nusantara. Pasalnya, kain yang memiliki berbagai motif indah ini sudah lama ada dan berkembang menyebar ke hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, ketenaran kain songket tidak hanya di Indonesia, negara lain seperti, Malaysia, dan Thailand juga mengenal budaya kain songket.

Menurut sejarah, keberadaan tradisi kain songket awalnya muncul pada masa Kerajaan Sriwijaya di Palembang pada abad ke-7 hingga abad ke-13. Menurut hikayat rakyat Palembang yang juga dikisahkan secara turun-temurun, awal mula kain songket berasal dari pedagang Cina yang membawa sutra, pedagang India dan timur tengah membawa emas, kemudian jadilah kain songket yang berlapis emas di tangan orang Palembang. Keberadaan tradisi kain songket di Indonesia juga kerap dikaitkan dengan kejayaan Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang.

Menilik sejarah panjang songket Palembang, tidak mengherankan jika kini pengrajin kain songket makin menjamur di Kota Palembang. Reza, salah seorang pengrajin songket yang ditemukan di Kota Palembang mengungkapkan, kain songket Palembang memiliki ciri khas pada motifnya jika dibandingkan dengan kain tradisional lain. Motif kain songket Palembang terlihat lebih rumit. Untuk menghasilkan kain songket Palembang, seorang pengrajin bahkan bisa menghabiskan waktu selama tiga bulan pengerjaan.

Pembuatan songket Palembang menggunakan bahan baku benang sutera asli, yang sebelum diberi lapisan emas masih berwarna putih. Benang tersebut kemudian di masukkan dan didesain ke dalam alat penenun yang biasa disebut dengan dayan. Semua bagian dayan, yaitu cagak dan beliro mempunyai fungsinya masing-masing untuk menarik benang, untuk kemudian diganti oleh benang yang lain. Begitu seterusnya hingga benang-benang yang ada menjadi satu kesatuan membentuk motif pada kain songket.

Reza juga menceritakan pengalamannya membuat songket, baginya dengan menggunakan dayan kain songket dapat mudah dibuat. Namun yang jadi permasalahan, jika kurang konsentrasi saat pembuatan, seperti salah angkat urutan lidi, maka proses pengerjaan harus diulang. Jika tidak diulang motif pada kain songket tidak akan terbentuk dengan sempurna. Hal inilah yang menurut Reza menjadikan harga kain songket menjadi mahal, selain juga karena bahan bakunya yang berasal dari sutra berlapis emas.

Harga kain songket tergantung bahan baku benang yang digunakan. Zainal songket, salah satu merk dagang kain songket yang ada di Kota Palembang biasa menjual kain songket mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Songket yang dijual tidak melulu dalam bentuk kain, tapi sudah teraplikasi dalam berbagai bidang fashion, seperti pakaian, selendang, maupun kerudung. Satu hal yang menarik, Zainal Songket kerap memproduksi kain dengan menggunakan benang jantung, yaitu benang berbalut emas dari kain songket berumur tua yang direproduksi. Selain indah tentunya, harga kain songket berbahan baku daun jantung mempunyai harga jual hingga ratusan juta rupiah.

Baca juga: Kain Sesek, Kain Tradisional Kebanggaan Masyarakat Lombok

[AhmadIbo/IndonesiaKaya]

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya