Mengenal Sarana Transportasi Indonesia di Museum Transportasi - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

museum_kereta_api_1200.jpg

Mengenal Sarana Transportasi Indonesia di Museum Transportasi

Pengunjung dapat melihat alat transportasi mulai dari Pesawat terbang hingga bus tingkat yang pernah menjadi legenda di jalan-jalan Jakarta.

Pariwisata

Di Indonesia, transportasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakatnya yang dinamis. Terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil, nusantara dihubungkan dengan beragam alat transportasi baik itu darat, laut sampai udara.

Untuk mengetahui perkembangan alat transportasi yang pernah hadir di Indonesia, di Jakarta ada satu museum yang menyimpan berbagai alat transportasi yakni Museum Transportasi. Di museum ini pengunjung dapat melihat alat transportasi mulai dari pesawat terbang hingga bus tingkat yang pernah menjadi legenda di jalan-jalan Jakarta.

Museum yang terletak di kawasan Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, ini dibuka setiap hari selasa sampai minggu. Memiliki 4 ruang utama, museum ini terbagi menjadi anjungan pusat, anjungan darat, anjungan laut dan anjungan udara.

Dalam anjungan pusat, koleksi didominasi dengan berbagai macam transportasi dari zaman ke zaman. Bahkan Pengunjung bisa melihat Cikar Damri yaitu armada angkutan pertama di Indonesia yang terpajang rapih di salah satu sudut museum. Damri yang merupakan singkatan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia ini mulai beroperasi sejak tahun 1946, dimana tenaga kuda masih digunakan sebagai alat angkut logistik militer di Surabaya dan Mojokerto.

Anjungan lainnya yang bisa kita jumpai adalah anjungan darat. Anjungan ini memvisualisasikan tentang transportasi darat yang menampilkan berbagai alat transportasi di darat seperti, kereta api, becak, mobil, dan motor.

Sementara di sisi museum lainnya terdapat anjungan laut yang mendeskripsikan berbagai alat transportasi yang berkaitan dengan laut. Mulai dari Alat angkut, dok terapung, lampu navigasi serta berbagai beragam tali temali dan simpul ikut menjadi bagian koleksi yang dipamerkan di anjungan ini.

Ada satu anjungan lagi yang tidak kalah menariknya yaitu anjungan udara. Dalam anjungan ini, pengunjung bisa melihat berbagai perkembangan dan teknologi transportasi udara. Salah satu koleksi yang menarik di anjungan ini adalah adanya pesawat latih buatan Amerika tahun 1964.

Puas berkeliling anjungan, di bagian luar pengunjung juga bisa melihat berbagai alat transportasi yang dulunya pernah beroperasi di Indonesia. Salah satu koleksi yang terpajang apik di sini adalah Kereta Api Luar Biasa (KLB) lengkap dengan gerbong kereta makan yang pernah digunakan presiden pertama RI, Sukarno, saat hijrah dari Jakarta menuju Yogyakarta.

Selain kereta, Ada juga pesawat Garuda jenis DC-9 PK-GNT yang pernah melayani penerbangan ke negara ASEAN dan Australia. Uniknya, pengunjung dapat naik serta melihat interior dalam pesawat hingga ke bagian kokpit. Di bagian belakang museum pengunjung juga dapat melihat lokomotif generasi pertama yang pernah dimiliki Indonesia. Selain itu, mercusuar yang dibuat tahun 1879 juga menjadi koleksi langka yang ada di Museum Transportasi.

Selain menambah wawasan mengenai alat transportasi yang pernah ada di Indonesia, pengunjung juga dapat sedikit bernostalgia dengan alat transportasi yang pernah mengalami masa-masa jaya di Indonesia. Di museum ini semua alat transportasi tersebut terpajang apik serta dirawat keberadaannya.

Museum Transportasi memang mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan bukti-bukti sejarah dan perkembangan transportasi serta peranannya dalam pembangunan nasional.

Tujuan didirikannya museum yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan ini adalah memberikan informasi dan memberikan tambahan pengetahuan kepada pengunjung mengenai sejarah perkembangan teknologi transportasi sekaligus menjadi sarana rekreasi yang edukatif.

Museum yang memiliki luas 6,25 hektar ini dibangun pada tahun 1984. Pemancangan tiang pertama museum ini dilakukan oleh Mendiang Ibu Tien Soeharto. Museum ini selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1991.

Baca juga: Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Saksi Perjuangan Tentara dan Rakyat Jawa Barat

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya