Cari dengan kata kunci

museum_migas_12001.jpg

Mengenal Dunia Perminyakan Nusantara Di Museum Minyak dan Gas Bumi

Bangunan ini memiliki makna bahwa dimasa depan pencaharian minyak dan gas bumi akan beralih ke lepas pantai di kawasan Timur Indonesia.

Pariwisata

Tanggal 15 Juni 1885 merupakan salah satu hari bersejarah bagi Indonesia. Tepat pada tanggal itu, J.A Zijlker, seorang pelopor industri perminyakan di Indonesia, berhasil menemukan dan menghasilkan minyak bumi secara komersial dalam lubang sumur minyak di Pangkalan Brandan, Sumatra Utara. Sumur yang diberi nama Telaga Tunggal 1 inilah yang menjadi tonggak awal pertumbuhan dan perkembangan minyak dan gas di nusantara.

Tepat 100 tahun setelah ditemukannya sumur pertama, tepatnya pada tanggal 8 Oktober 1985, Museum Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) atau monumen Graha Widya Patra (GAWITRA) dibangun. Museum ini dibangun bertujuan untuk mengenang mereka yang telah memberikan tenaga dan sumbangsih bagi pembangunan industri perminyakan Indonesia.

Menempati bagian ujung timur Taman Mini Indonesia Indah, Museum Migas dan Gawitra berdiri di tanah seluas 50.000 m2 dan dikelola oleh PT Pertamina.

Bentuk bangunan utama didesain menyerupai anjungan minyak lepas pantai. Bangunan ini memiliki makna bahwa dimasa depan pencaharian minyak dan gas bumi akan beralih ke lepas pantai di kawasan Timur Indonesia.

Selain itu, disini juga terdapat danau buatan yang didampingi dengan bangunan pendukung berbentuk silinder yang menyerupai tangki penampung minyak. Bangunan ini berfungsi sebagai peragaan Iptek minyak dan gas bumi sehingga memberikan makna “thing tank”.

Memasuki bagian dalam museum, pengunjung dapat melihat berbagai koleksi yang berhubungan dengan minyak dan gas bumi dan dipajang di dinding-dinding museum. Berbagai diorama dan minarama peradaban manusia bersama minyak juga dapat disaksikan di museum ini.

Model anjungan lepas pantai berukuran mini tak luput menjadi bagian dari koleksi museum. Pengunjung dapat melihat dan juga mempelajari bagaimana cara kerja pengolahan minyak saat diproses dari laut.

Berkunjung ke museum ini, pengunjung dapat menambah wawasannya dengan informasi seputar dunia perminyakan di Indonesia. Mulai dari sejarah terjadinya cekungan minyak dan gas bumi, teknologi eksplorasi minyak di masa lampau, masa kini, dan masa mendatang menjadi wawasan yang tersaji di Museum Migas.

Selain menyajikan informasi, pengunjung juga dapat melihat berbagai jenis kilang minyak hingga menara bor buatan tahun 1930 yang menghiasi taman di sekeliling Museum Migas.

Suasana yang nyaman di sekitar museum membuat kita betah berlama-lama dengan sajian informasi mengenai perminyakan dan gas bumi yang menjadi salah satu kekayaan alam di Indonesia ini.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds