Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki potensi rafting yang sangat besar. Dengan banyaknya sungai yang mengalir di berbagai wilayah, Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan lokasi rafting menarik untuk para pencinta olahraga air ini. Rafting di Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu rafting di sungai deras dan rafting di sungai tenang.
Rafting di sungai deras biasanya dilakukan di sungai-sungai yang memiliki arus yang cepat dan bergolak. Jenis rafting ini membutuhkan keterampilan dan pengalaman yang lebih tinggi. Rafting di sungai tenang biasanya dilakukan di sungai-sungai yang memiliki arus yang lebih pelan. Jenis rafting ini cocok untuk pemula atau wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sambil rafting.
Selain di pulau Jawa, pulau Kalimantan juga memiliki sungai yang jadi primadona untuk lokasi rafting yakni Sungai Amandit di wilayah Loksado. Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Letak geografis Loksado yang berada di Pegunungan Meratus membuat Loksado memiliki banyak destinasi wisata air terjun.
Selain di pulau Jawa, pulau Kalimantan juga memiliki sungai yang jadi primadona untuk lokasi rafting yakni Sungai Amandit di wilayah Loksado.
Cara Menuju ke Loksado
Perjalanan menuju Loksado, memang perlu perjuangan. Diperlukan perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dari Banjarmasin. Bisa menggunakan kendaraan pribadi atau pun angkutan umum. Jika menggunakan angkutan umum, pilih saja angkutan menuju Kandangan, ibukota kabupaten Hulu Sungai Selatan. Biaya angkutan umum sekitar Rp35.000,- dengan waktu perjalanannya sekitar 3 jam. Selanjutnya, dari Kandangan menuju Loksado dapat ditempuh sekitar 1 jam. Kondisi jalannya cukup terjal, tetapi sudah sangat mulus.
Sensasi Rafting di Sungai Amandit
Salah satu daya tarik wisata utama di Loksado adalah rafting di Sungai Amandit. Sungai ini merupakan sungai yang mengalir di tengah Pegunungan Meratus. Sungai Amandit juga memiliki arus yang deras dan bergolak, sehingga cocok dimanfaatkan untuk kegiatan rafting.
Rafting di Sungai Amandit biasanya dilakukan dengan menggunakan rakit bambu. Rakit bambu ini hanya dapat memuat maksimal tiga orang, dengan seorang pemandu yang sudah berpengalaman. Perjalanan rafting biasanya memakan waktu sekitar 2-3 jam. Selama itu, wisatawan akan disuguhkan pemandangan alam yang indah, seperti hutan hujan tropis, air terjun, dan tebing-tebing yang menjulang tinggi.
Rafting di Sungai Amandit biasanya dilakukan dengan menggunakan rakit bambu.
Rafting di Sungai Amandit dapat dibagi menjadi dua rute, yaitu rute pendek dan rute panjang. Rute pendek memiliki jarak sekitar 5 km, sedangkan rute panjang memiliki jarak sekitar 10 km. Rute pendek biasanya dimulai dari Desa Loksado dan berakhir di Desa Tanuhi. Rute ini cocok untuk wisatawan yang baru pertama kali mencoba rafting.
Rute panjang biasanya dimulai dari Desa Loksado dan berakhir di Desa Haratai. Rute ini cocok untuk wisatawan yang menyukai tantangan. Arung jeram di Sungai Amandit akan berakhir di Desa Tanuhi. Desa ini memiliki sumber air panas alami yang berasal dari gas bumi. Air panas Tanuhi memiliki suhu sekitar 40 derajat celsius, sehingga cocok untuk berendam dan melemaskan otot-otot yang tegang setelah arung jeram.
Para wisatawan yang ingin mencoba bamboo rafting ini bisa menyewa perahu bambu milik masyarakat setempat. Tersedia puluhan perahu yang disewakan dengan tarif Rp300.000,- untuk durasi 2-3 jam.
Tersedia puluhan perahu yang disewakan dengan tarif Rp300.000,- untuk durasi 2-3 jam.
Wisata Budaya Dayak Meratus
Di tengah perjalanan rafting, wisatawan juga akan melihat kegiatan suku Dayak Meratus. Suku ini masih mempertahankan budayanya yang unik dan beragam, seperti rumah adat, seni tari, dan seni musik. Wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat Dayak Meratus untuk mempelajari budaya mereka.
Sebelum dibuka sebagai salah satu objek wisata, penduduk Dayak Meratus sebenarnya menggunakan perahu yang terbuat dari rakitan batang bambu sebagai alat transportasi untuk mengirimkan hasil panen dari sawah menuju ke pusat kota. Namun, dengan semakin pesatnya pembangunan jalan, perahu bambu pun mulai ditinggalkan masyarakat dan diubah menjadi sebuah daya tarik wisata.
Wisata bamboo rafting atau arung jeram bambu Loksado kini tengah diajukan untuk diakui UNESCO Global Geopark. Bamboo rafting merupakan bagian keindahan dan daya tarik pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (PSPN) Loksado yang sudah dikenal luas hingga mancanegara. Bahkan, Festival Loksado dengan penampilan utama bamboo rafting dan dilangsungkan setiap tahun, kini sudah masuk sebagai salah satu Karisma Event Nusantara (KEN) dari program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.