Maluku Tengah adalah salah satu Kabupaten terbesar yang ada di provinsi Maluku. Selain wilayah terluas Pulau Seram bagian tengah, wilayah Maluku tengah tersebar hingga sebagian kecil wilayah Ambon beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Hal ini cukup wajar mengingat Maluku Tengah termasuk Kabupaten yang tertua di Maluku dengan ibukotanya yang bernama Masohi.
Masohi atau dalam bahasa setempat berarti gotong royong adalah sebuah kota yang cukup padat dengan fasilitas yang sudah cukup memadai. Walaupun belum setara dengan Ambon, namun Masohi memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi lebih maju dari Ambon. Pada masa kerusuhan Maluku beberapa waktu silam, Masohi adalah salah satu kota yang terkena dampak cukup tragis. Namun, kini sebagian besar warganya sudah menyadari betapa tidak bergunanya mempertahankan konflik antar golongan bagi kemajuan dan peningkatan kota Masohi.
Siang itu saya berkeliling kota Masohi dengan menggunakan ojek. Sebetulnya, angkutan di kota ini tidak hanya ojek, namun juga ada angkot dan beberapa becak yang banyak beroperasi di jalan-jalan kecil kota. Ojek menjadi pilihan saya karena cukup ringkas dan mudah diarahkan ketika saya tersasar. Selain itu, dengan ojek saya akan mendapatkan angin segar secara mudah mengingat udara di kota Masohi yang tergolong kering dan panas.
Kepadatan kota Masohi memang masih dalam tahap pengembangan. Pertumbuhan penduduk di kota ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar dari kota. Namun dilihat dari keragamannya, penduduk Masohi memiliki potensi yang luar biasa. Para pendatang dari propinsi dan pulau lain seperti Buton maupun Jawa memberikan atmosfir persaingan yang sehat dengan penduduk lokal di dalam pembangunan kota Masohi. Kota Kabupaten yang berdiri sejak 1957 ini secara bertahap meningkat, bahkan bukannya tidak mungkin, banyak kalangan yang memproyeksikan bahwa Masohi dapat menjadi ibukota provinsi Maluku untuk menggantikan Ambon yang semakin padat.
Udara panas tidak mengurungkan niat saya untuk terus berkeliling kota Masohi. Berbagai bangunan besar tampak sudah berdiri di kota ini. Mulai dari gedung pemerintahan, pusat perdagangan, hingga pemukiman tampak sedang bebenah menuju ke arah yang lebih baik lagi. Kota Masohi sangat terlihat sekali berkembang, sekalipun di mata seseorang yang baru pertama datang ke kota ini seperti saya. Kesulitan sama sekali tidak saya alami untuk beradaptasi dengan situasi kota Masohi, bahkan saya dengan sangat mudah dapat menemukan penginapan karena begitu banyaknya penginapan yang tersebar luas di kota Masohi.
Dari sektor pariwisata, Masohi juga menyimpan cukup banyak obyek berpotensi. Kontur wilayah yang berupa dataran tinggi hingga pantai memberikan beberapa alternatif tujuan wisata. Sebut saja Pantai Tanjung Kouako, Bukit Karai, atau pusat perbelanjaan di tengah kota yang cukup menarik untuk dikunjungi. Selain itu, Masohi juga merupakan tempat persinggahan bagi para wisatawan yang akan melakukan perjalanan menuju Seram Utara, khususnya Pantai Ora yang sedang menjadi sorotan para wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara.
Masohi adalah sebuah contoh kota yang terus berkembang di Maluku. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, penduduk serta pemerintah kota ini pun terus bertahan dan berjuang mewujudkan sebuah tatanan apik ibukota Kabupaten. Masohi sesuai arti namanya gotong royong telah menunjukkan bagaimana kebersamaan dalam pembangunan diperlukan guna mencapai kesejahteraan bersama di tanah raja-raja Maluku. [Phosphone/IndonesiaKaya]