Pohon kelapa sangat lekat hubungannya dengan tradisi masyarakat Nusantara. Selain buahnya yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang nikmat dan berkhasiat, daun pohon kelapa muda atau janur juga bisa dijadikan pembungkus berbagai makanan tradisional. Salah satunya lepet, yaitu penganan sejenis lontong yang dibungkus menggunakan janur.
Meski kini semakin jarang dijumpai, lepet tetap bisa dibuat sendiri di rumah. Prosesnya pun cukup sederhana. Beras ketan direndam selama 30 menit lalu ditiriskan, kemudian dicampur dengan kacang tolo, santan, dan garam secukupnya hingga rata. Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam pembungkus yang terbuat dari janur.
Membungkus lepet tidak boleh sembarangan dan harus mengikuti pola tertentu.
Membuat adonan lepet memang sangat mudah, tetapi lain cerita ketika membungkusnya. Tak banyak orang mampu membungkus adonan lepet dengan rapi, karena proses membungkusnya tidak boleh sembarangan dan harus mengikuti pola tertentu. Hal ini dimaksudkan agar adonan tidak berantakan saat dimasak.
Setelah terbungkus dengan rapi, adonan kemudian direbus di dalam air yang mendidih. Adonan pun akan tampak padat seperti lontong. Selesai dimasak, lepet biasanya direndam di dalam air agar tidak lengket, serta digantung agar cepat dingin dan mengering.
Menikmati sajian ini akan terasa lebih lengkap saat dipadukan dengan serundeng.
Menikmati sajian ini akan terasa lebih lengkap saat dipadukan dengan serundeng. Taburan kelapa parut yang dimasak bersama gula dan rempah-rempah melalui proses sangrai menghadirkan rasa gurih manis yang seimbang. Sebelum disantap, bungkus janur dibuka terlebih dahulu, lalu potongan ketan dicocolkan ke serundeng agar cita rasanya kian menyatu.
Hidangan tersebut kerap menjadi pilihan camilan untuk menemani sore yang santai. Kehangatannya terasa pas dinikmati bersama secangkir teh panas, menghadirkan suasana sederhana yang akrab dan menenangkan.








