Bangka Botanical Garden atau yang oleh masyarakat Bangka lebih dikenal dengan sebutan “BBG” merupakan lahan agrowisata yang telah berkembang sejak tahun 2007 terus dijaga pelestariannya hingga kini.
Berlokasi di daerah Ketapang, Kecamatan Air Itam, Pangkal Pinang, BBG memiliki luas tanah yang mencapai 300 hektare. Dahulu, daerah ini hanyalah tanah gambut dengan rawa-rawa berpasir. Tetapi, karena ekosistem yang berjalan dengan sangat baik, terbentuklah tanah yang dapat ditumbuhi berbagai tanaman.
BBG menggunakan sistem terpadu. Peternakan, perikanan, dan perkebunan saling mendukung guna mensukseskan konsep zero waste yang dikembangkan PT Donna Kembara Jaya dan PT Putra Bangka Mandiri selaku pihak pengelola.
Zero waste merupakan proses peminimalisasi atau penghilangan limbah dan sisa produksi. Apabila terdapat sampah atau limbah, sisa tersebut dapat digunakan kembali sebagai bahan yang berguna untuk produksi lainnya. Hal ini akan menjaga keseimbangan lingkungan hidup, sehingga pemanfaatan limbah dapat dimaksimalkan.
Sebagai contoh penerapan konsep zero waste, kotoran sapi yang terdapat di BBG dimanfaatkan untuk sektor perkebunan. Kotoran tersebut digunakan sebagai pupuk kompos sehingga ekosistem dapat berjalan dengan baik.
Sistem tersebut juga membuat berbagai tumbuhan menjadi berkembang subur. Salah satunya pohon buah naga yang tumbuh di lahan seluas 2 hektare. Ada juga pohon kurma. Tumbuhan asli negara gurun pasir tersebut telah dikembangbiakkan dan menjadi pohon yang produktif bagi BBG.
Baca juga:
Wilayah BBG dikelilingi tumbuhan perdu, yaitu jenis kelompok pohon yang memiliki ketinggian di bawah 6 meter. Ini bagai pagar hias yang indah saat berkeliling di kawasan BBG. Belum lagi pohon pinus yang menjulang tinggi di salah satu kawasan yang menambah kesan permai nan hijau saat berkunjung ke sini.
Selain zero waste, tempat ini pun memiliki green house yang berfungsi sebagai tempat pemeliharaan bibit dan tunas. Pemeliharaan yang baik terhadap bibit dan tunas ini sangat diperlukan guna menjaga keberlangsungan sistem ekosistem serta masa produksinya.
Pada sektor peternakan, BBG memiliki rumah kayu. Rumah ini merupakan tempat pemeliharaan sapi perah dan sapi potong yang dimanfaatkan susu serta dagingnya. Dengan jumlah mencapai 400 ekor, sapi perah di BBG bisa menghasilkan 250 liter susu per harinya.
Bagi yang menyukai olahraga memancing, BBG juga menyediakan pondok memancing dengan ikan bandeng dan nila sebagai tangkapannya. Wisata kuda juga dapat dinikmati saat berkunjung ke sini. Terdapat lapangan terbuka yang dikhususkan untuk kuda-kuda mencari makan. Bahkan bila Anda memiliki hobi berkuda, Anda bisa menunggangi kuda tersebut yang tentunya didampingi oleh orang yang ahli.
Setelah lelah berkeliling di BBG yang luas, terdapat kafe di bagian depan yang dapat Anda singgahi untuk beristirahat sejenak. Menu-menu yang ditawarkan kafe dibuat dari bahan-bahan yang dihasilkan di BBG. Pasti dijamin segar dan sehat.