Tari serimpi merupakan tari keraton yang menceritakan pertentangan antara kebaikan dan keburukan. Tari yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono V ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan pada saat-saat tertentu, seperti saat keraton kedatangan tamu, peringatan khusus, atau jika ada nazar tertentu dari keluarga keraton. Bahkan, jika ada orang yang ingin mementaskan tari ini, harus mendapat izin dari keluarga keraton.
Secara umum, tari serimpi memiliki berbagai varian sesuai musik yang mengiringi. Ada tari serimpi pandelori, yaitu tari serimpi yang diiringi musik pandelori. Tari serimpi iring-iring, yaitu tari yang menggunakan gending iring-iring sebagai iringan musiknya. Ada pula tari serimpi renggowati. Nama Renggowati bukan diambil dari jenis musik yang mengiringi, melainkan nama tokoh utama dalam tari tersebut.
Kisah dalam tari serimpi renggowati diambil dari serat Anglingdarmo, yang menceritakan patah hatinya Prabu Angling Dharmo karena ditinggal mati sang istri yang bernama Dewi Setiawati. Prabu Angling Darmo lalu berkelana dan menjelma menjadi seekor burung belibis putih. Saat berkelana, burung belibis putih tersebut diambil oleh seorang anak perempuan. Pada saat itulah, burung belibis kemudian berubah wujud kembali menjadi Prabu Angling Darmo dan mereka pun akhirnya saling jatuh cinta.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bagi seseorang yang ingin melakoni tokoh utama dalam pementasan tari serimpi renggowati. Syarat-syarat tersebut antara lain anak-anak berusia 7-13 tahun dan belum menstruasi. Ketentuan ini menyangkut naskah tari yang menceritakan seorang anak perempuan yang senang bermain dan akhirnya menemukan burung belibis putih yang sedang bertengger.
Jika dilihat dari sejarahnya, tari serimpi awalnya dipentaskan oleh empat orang penari, tapi tari serimpi renggowati mempunyai ketentuan yang berbeda. Tari ini dibawakan lima orang penari, empat orang berperan sebagai pengawal dan satu orang berperan sebagai Renggowati.
Tata panggung tempat pertunjukan tari serimpi renggowati menggunakan properti berupa empat buah pot bunga pada sisi kanan dan kiri. Sementara di bagian tengah, terdapat pohon dan replika burung yang melambangkan burung belibis penjelmaan Prabu Angling Darmo.
Musik yang mengiringi tari serimpi ronggowati pada umumnya adalah gendang tetawa, sementara tata rias penari dapat mengikuti pola rias dari pengantin perempuan Keraton Yogyakarta Hadiningrat.
Baca juga: Tari Ronggeng Blantek Tari Kreasi dari Betawi