“Woo..ooo…ooo…anak pantai…suka damai….hidup santai”
Sebuah lagu tahun ’90 an berjudul Anak Pantai yang dinyanyikan musisi Imanez terdengar syahdu siang itu. Irama reggae khas lagu tersebut dengan sangat apik dimainkan oleh seorang musisi jalanan. Situasi begitu mendukung dengan hamparan pasir putih dan debur ombak yang bersaing dengan iringan gitar milik sang musisi. Lengkap sudah komposisi untuk menikmati istirahat siang di Pantai Pasir Putih, Manokwari, Papua Barat.
Pantai Pasir Putih terletak kurang lebih 3 kilometer dari pusat kota Manokwari. Jika menggunakan kendaraan bermotor, perjalanan menuju tempat ini mungkin hanya ditempuh sekitar 15 menit saja. Pantai ini memang sangat dekat dengan kota, sehingga tidak heran bila tempat ini menjadi tujuan utama masyarakat Manokwari untuk berekreasi atau mengisi waktu santai mereka bersama keluarga atau sahabat. Sebenarnya Manokwari memiliki banyak sekali pantai cantik, namun Pantai Pasir Putih tetap menjadi favorit warga Manokwari untuk menikmati liburan mereka.
Lambaian daun kelapa seolah menyapa setiap pengunjung pantai ini. Sesuai namanya, pasir putih memang menghampar indah sejauh 500 meter di sepanjang pantai. Tekstur lembut pasir pun memanjakan kaki yang ingin segera lepas dari alasnya dan mulai menyatu dengan air laut Samudera Pasifik. Kondisi lautnya tidak perlu dipertanyakan lagi indahnya. Sebuah gradasi warna biru tua, biru muda dan biru kehijauan tampak berbaur indah dengan birunya langit dan putihnya pasir. Kerang-kerang kecilpun tidak luput memperindah pemandangan ini.
Beberapa anak kecil tampak bermain di bibir pantai dengan cerianya, mereka membuat istana pasir yang megah disana. Satu hingga tiga penjual kelapa muda pun mulai terlihat menjajakan dagangannya, berharap pengunjung pantai ini menikmati Pantai Pasir Putih sambil meminum kelapa muda. Siang itu, Pantai Pasir Putih memang tidak terlalu ramai karena hari tersebut adalah hari kerja. Jika akhir pekan atau hari libur, pantai cantik ini akan penuh dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun dari luar Manokwari.
Walaupun Pantai Pasir Putih masuk dalam daftar obyek wisata pemerintah daerah Manokwari, namun dalam pengelolaannya pantai ini melibatkan warga sekitarnya. Mereka sangat antusias untuk ikut ambil bagian dalam pengelolaan ini. Biasanya warga mendapat bagian dalam lahan parkir, warung-warung yang menjual makanan di sekitar pantai, dan perawatan kebersihan pantai. Mereka bahkan mendapatkan keuntungan dari keterlibatan mereka di obyek wisata ini. Oleh karena itu, tidak heran bila Pantai Pasir Putih tampak terawat, rapih dan relatif bersih karena peran serta masyarakat setempat.
Selain pantai yang begitu memikat, obyek wisata ini juga memiliki sebuah keunikan. Bila menyusuri pantai hingga batas ujung sebelah timur, terdapat sebuah mata air tawar yang terhubung secara langsung dengan laut. Tempat ini dihiasi dengan beberapa batu karang besar yang menarik untuk menjadi tempat berfoto. Mata air ini membuat sebuah fenomena yang jarang sekali ditemui ketika pengunjung menceburkan diri untuk berenang di sisi ini. Mereka akan berenang di laut, namun dengan atmosfer air tawar.
Begitu indahnya Pantai Pasir Putih hingga membuat diri seakan tidak ingin beranjak dari tempat ini. Pandangan mata yang sudah dimanjakan oleh panorama pantai seolah tak ingin beralih lagi. Pantai Pasir Putih memang seperti candu yang membuat ketagihan akan keindahannya. Sambil terus menikmati, lagu Anak Pantai pun tak hilang sayup terdengar di telinga ini.
“…gak kenal waktu, gak kenal hari…yang kutahu…hanyalah sunset dan sunrise…” [@phosphone/IndonesiaKaya]