Waingapu, Sumba Timur, menyimpan deretan destinasi wisata alam yang memesona. Mulai dari Pantai Walakiri dengan siluet pepohonannya yang artistik, Bukit Wairinding yang membentang eksotik, hingga Bukit Persaudaraan Mau Hau—destinasi unik yang mencuri perhatian, baik dari segi nama maupun panoramanya.
Letaknya yang cukup dekat dari pusat Kota Waingapu menjadikan Bukit Persaudaraan sebagai salah satu tujuan favorit para wisatawan yang ingin mengeksplorasi keindahan alam Sumba Timur. Bagi pencinta lanskap perbukitan dan suasana tenang, bukit ini menjadi tempat persinggahan yang tak boleh dilewatkan.
Akses Menuju Lokasi
Berjarak sekitar 3 km dari Bandar Udara Umbu Mehang Kunda (dulunya Bandara Mau Hau) di Waingapu, akses menuju bukit yang sempat menjadi lokasi syuting film Pendekar Tongkat Emas produksi Mira Lesmana ini tergolong mudah. Pengunjung dapat menyewa kendaraan, baik mobil maupun motor, dari pusat Kota Waingapu.
Untuk sewa mobil, tarifnya berkisar antara Rp500.000–Rp600.000 per hari, termasuk dengan sopir. Sementara biaya sewa motor berada di kisaran Rp100.000–Rp150.000 per hari. Waktu tempuh dari pusat kota menuju lokasi sekitar 15–20 menit.
Akses menuju bukit yang sempat menjadi lokasi syuting film Pendekar Tongkat Emas produksi Mira Lesmana ini tergolong mudah.
Sebelum memasuki Kampung Mau Liru, perjalanan akan melewati Jembatan Kambaniru dan persimpangan menuju bandara. Dari pertigaan tersebut, arahkan kendaraan lurus ke arah bandara, kemudian belok kanan setelah melewati area bandara. Tak jauh dari sana, di sisi kanan jalan terdapat sebuah gereja dengan jalan kecil di sebelahnya. Masuki jalan kecil tersebut dan ikuti hingga sampai di kawasan perkampungan di atas bukit.
Kondisi jalan umumnya cukup baik, hanya ada beberapa titik berbatu yang tidak terlalu mengganggu perjalanan. Sekitar lima menit berkendara, pengunjung akan tiba di perkampungan yang cukup sepi dan melihat sebuah bangunan sekolah dasar dengan lapangan yang luas.
Kondisi jalan umumnya cukup baik, hanya ada beberapa titik berbatu yang tidak terlalu mengganggu perjalanan.
Karena tidak ada penunjuk arah resmi menuju spot utama Bukit Persaudaraan Mau Hau, disarankan untuk sesekali bertanya kepada penduduk setempat. Kendaraan dapat diparkir di lapangan atau di pinggir jalan. Selanjutnya, pengunjung bisa berjalan kaki dan menjelajahi area bukit untuk menikmati panorama alam yang menawan.
Sesampainya di spot utama Bukit Persaudaraan Mau Hau, pengunjung akan disuguhi panorama perbukitan dan persawahan warga yang membentang luas dan memukau. Dari puncak bukit, terlihat jelas lanskap Kota Waingapu dan sekitarnya, dengan Sungai Kambaniru yang mengalir indah terlihat dari ketinggian.
Dari puncak bukit, terlihat jelas lanskap Kota Waingapu dan sekitarnya, dengan Sungai Kambaniru yang mengalir indah terlihat dari ketinggian.
Hamparan padang rumput hijau yang asri mencerminkan potensi wilayah ini sebagai daerah peternakan. Di kejauhan, belasan hingga puluhan ekor Sapi Ongole, kerbau, kambing, dan kuda sandel tampak merumput bebas—menjadi bagian dari kehidupan sekaligus aset ekonomi dan budaya masyarakat Sumba.
Karena belum tersedia fasilitas pendukung di sekitar bukit, disarankan untuk membawa bekal minuman dan makanan ringan. Menikmati lanskap alam yang luas ditemani semilir angin menjadi pengalaman yang menenangkan, terlebih saat matahari mulai terbenam. Waktu terbaik untuk mengunjungi bukit ini adalah pagi hari, saat udara masih sejuk, atau sore hari menjelang senja untuk menyaksikan keindahan matahari terbenam dari ketinggian.