Sepanjang perjalanan dari Pelabuhan Balohan menuju Kota Sabang, kita akan disuguhi indahnya pemandangan hijau nan asri dari perbukitan di Pulau Weh. Pemandangan yang menyegarkan mata ini akan semakin lengkap saat kita melintasi sebuah tanjakan di dekat Bandara Militer Sabang.
Dari puncak tanjakan ini, terlihat dari kejauhan pemandangan Kota Sabang di tengah bentangan perbukitan yang berkelok. Cobalah memalingkan pandangan Anda ke arah kiri, Anda dapat melihat indahnya Danau Aneuk Laot yang berdampingan dengan Teluk Sabang.
Aneuk Laot dalam bahasa Aceh berarti ‘anak laut’. Nama ini muncul karena danau ini menyerupai sebuah laut kecil yang terpisah dari lautan lepas yang mengelilingi Pulau Weh. Karenanya, jika dilihat dari kejauhan, air danau yang tawar terlihat lebih kehijauan sedangkan air laut di teluk terlihat membiru. Danau seluas 3,1 kilometer ini adalah danau air tawar terbesar yang ada di Pulau Weh.
Disamping Aneuk Laot, Pulau Weh masih memiliki empat danau lainnya yaitu Danau Paya Seunara, Paya Karieng, Paya Peuteupen dan Paya Seumesi. Danau ini menjadi sumber air utama bagi lebih dari 23.000 jiwa penduduk Sabang.
Mengunjungi Danau Aneuk Laot bisa pengalaman yang mengasyikan. Kita seperti menyaksikan lukisan alam karya Tuhan yang sempurna di ujung barat Provinsi di Indonesia ini.