Pulau Asei, Harta Terpendam di Danau Sentani - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

pulau_asei_1290.jpg

Pulau Asei, Harta Terpendam di Danau Sentani

Danau Sentani tidak akan pernah kehabisan pesonanya sebagai danau terbesar di Papua. Danau cantik ini memiliki pemandangan alami yang luar biasa disertai kisah legenda yang mengiringinya. Asal-usul warga Sentani dipercaya berasal dari wilayah Papua Nugini dan tiba di danau ini dengan menunggangi seekor naga raksasa.

Pariwisata
Tagar:

Danau Sentani tidak akan pernah kehabisan pesonanya sebagai danau terbesar di Papua. Danau cantik ini memiliki pemandangan alami yang luar biasa disertai kisah legenda yang mengiringinya. Asal-usul warga Sentani dipercaya berasal dari wilayah Papua Nugini dan tiba di danau ini dengan menunggangi seekor naga raksasa. Legenda pun menyebutkan bahwa naga tersebut terjatuh dan berubah menjadi beberapa pulau di tengah danau. Salah satu pulau yang dipercaya sebagai bagian tubuh naga adalah Pulau Asei Besar.

Warga Asei mempunyai keyakinan bahwa mereka adalah keturunan dari para leluhur yang menunggangi naga tersebut. Mereka sangat percaya pada legenda itu dan menganggap warga Asei Besar adalah penduduk asli Danau Sentani hingga kini. Inilah sekelumit cerita rakyat setempat yang menjadi salah satu daya tarik pulau menawan hati ini dan menjadi awal atas berbagai daya tarik lainnya.

Pulau Asei dapat ditempuh dengan menggunakan perahu sewa selama kurang lebih 20 menit saja dari tepian danau Sentani. Pulau ini pun bukanlah pulau yang luas, mungkin hanya dibutuhkan waktu sekitar 1 jam saja untuk mengelilingi habis pulau bersejarah ini. Namun demikian, untuk mengenal lebih jauh tentang pulau ini perlu waktu yang tidak sebentar karena pulau ini sungguh menyimpan banyak sekali hal menarik untuk ditelusuri.

Air danau Sentani yang tenang dengan pegunungan Cycloops yang mengitarinya menjadi latar yang begitu indah bagi Pulau Asei Besar. Perahu-perahu yang hilir mudik di sekitar pulau juga menambah pesona Asei Besar semakin terasa. Akhirnya pesona ini pun akan semakin lengkap ketika anak-anak Asei mulai berlarian menyambut wisatawan yang datang dengan bersalto ria dari atas dermaga Asei. Mereka seolah menjadi daya tarik luar biasa tentang kehidupan dan budaya yang terkandung di pulau ini. Setiap debur riak air yang muncul ketika anak-anak ini menceburkan diri ke dalam danau mengisyaratkan bahwa lehidupan mereka begitu bahagia.

Warga Asei memiliki sebuah kesenian yang sudah diwariskan antar generasi dan kini menjadi sebuah hasil seni yang begitu terkenal luas di seluruh penjuru Indonesia dan dunia. Lukisan Kulit Kayu adalah kesenian asli Asei yang sudah diakui sebagai kesenian khas Papua dan sangat disukai oleh para wisatawan. Seperti hal nya pulau Asei Besar yang indah, lukisan ini pun menyimpan keindahan yang tidak terbantahkan. Motifnya biasanya bercerita tentang kehidupan dan penggambaran hewan-hewan di dalam keseharian mereka. Lukisan yang mempunyai ciri khas kulit kayu sebagai media kanvasnya ini terkenal sangat alami, bahkan punya warna yang berasal dari bahan-bahan alami. Lukisan Kulit Kayu khas Asei adalah kebanggan warga Asei dan merupakan produk seni unggulan dari wilayah Danau Sentani.

Selain keseniannya, Pulau Asei Besar dikenal dengan keramahan warganya. Bila hari semakin siang, para kaum wanita biasanya bercengkrama di sekitar pondokan dekat dermaga sambil mengunyah buah pinang dan menganyam rambut para gadis belia. Mereka dengan sangat ramah akan menyapa para wisatawan yang mengunjungi pulau ini. Bahkan, tidak sedikit dari para pria di Desa pulau ini yang dengan senang hati akan bercerita tentang apapun yang berhubungan dengan Pulau Asei. Mereka umumnya tinggal dan tersebar di seluruh wilayah pulau dan menetap secara turun-temurun di sini. Pekerjaan mereka umumnya mencari ikan dan beternak babi, namun seiring perkembangan jaman, kini tidak jarang warga Asei yang bekerja di Jayapura sebagai pegawai.

Belum selesai dengan ramah dan uniknya warga Asei Besar, kisah-kisah bersejarah dari perang dunia pun telah menunggu untuk ditelusuri. Asei memang menjadi salah satu tempat dimana artefak-artefak peninggalan Perang Dunia ke-2 dapat disaksikan langsung. Beberapa jenis senjata mesin, tangki-tangki bahan bakar, dan berbagai artefak lainnya tersebar di seluruh wilayah pulau. Hal ini wajar, mengingat keberadaan tentara sekutu di wilayah danau Sentani selama Perang Dunia ke-2. Peninggalan lainnya yang tidak kalah bersejarah adalah sebuah gereja tua peninggalan Belanda yang sudah dibangun sejak 1928 dan masih terus berfungsi sebagai gereja hingga saat ini. Bangunan ini terletak di puncak tertinggi Asei Besar dan dari halamannya para pengunjung dapat menyaksikan pemandangan Danau Sentani yang luar biasa memukau.

Pulau Asei Besar seperti sebuah paket lengkap wisata di sekitar Danau Sentani. Pulau ini kaya akan budaya, panorama, bahkan kisah-kisah sejarah yang sangat menarik untuk ditelusuri. Tidak heran bila wisatawan yang mengunjungi Papua menjadikan Pulau Asei Besar menjadi salah satu tujuan wisata mereka yang tidak akan terlewatkan. Bahkan, dengan potensi yang luar biasa ini, Festival tahunan Danau Sentani biasa diadakan di wilayah Asei. Tempat ini adalah aset Papua yang begitu berharga sehingga harus tetap terjaga kelestariannya. [@phosphone/IndonesiaKaya]

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • NULL

  • Indonesia Kaya