Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) berlangsung untuk ke 6 kalinya pada tanggal 23-25 November 2017 di Yogyakarta dan Magelang. BWCF yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2012 oleh Samana Foundation yang terdiri dari Romo Mudji Sutrisno, Seno Joko Suyono, Imam Muhtarom, dan lain-lain, adalah wahana pertemuan bagi para penulis, peneliti, serta ak-tivis budaya, agama dan seni dengan kerangka dialog lintas kultural dan lintas iman.
Tema yang diusung dalam penyelenggaraan yang ke 6 (enam) ini adalah ‘Gandawyuha dan Pencarian Ketuhanan Agama Agama Nusantara’. Gandawyuha merupakan cerita yang terpatri di relief lorong ke 2, 3, dan ke 4 Borobudur. Gandawyuha bercerita tentang Pangeran muda bernama Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah mencari (The Ultimate Truth) Pengetahuan Tertinggi. Dalam pengembaraannya ia belajar kepada 53 guru yang terdiri dari seluruh lapisan sosial, mulai dari rahib, pedagang, bahkan dengan pelacur. Sampai pada akhirnya Pangeran Sudhana bertemu dengan Bodhisatwa Samantabadra yang kemudian ia mengalami pencerahan (enlightmen). BWCF menganggap bahwa pencarian ketuhanan dalam kisah Gandawyuha ini sangat universal dan mencerminkan tingkat toleransi dan pluralisme agama yang tinggi.
Atas dasar itu The 6th BWCF 2017 ingin mendiskusikan Gandawyuha secara lintas disiplin. BWCF mengundang para Biku, Arkeolog, Ahli agama Buddha, Peneliti Sutra dan lain se-bagainya. Gandawyuha menjadi payung besar bagi tema pluralisme. Panitia juga mengundang para peneliti dan tokoh tokoh agama nusantara seperti agama Marapu, agama Kaharingan, agama Sunda Wiwitan, para penghayat kebatinan seperti Sumarah dan sebagainya untuk mendiskusikan pencarian ketuhanan di agama dan komunitas kebatinannya masing-masing. Juga para peneliti agama Khonghucu, Islam Nusantara, Hindu, Katolik. Bertolak dari relief Borobudur Gandawyuha, singkatnya ingin merayakan kemajemukan religi di Indonesia. Merayakan keberagaman dengan saling menghargai dan menghormati.
Dalam rangkaian kegiatan Borobudur Writers and Cultural Festival juga dilaksanakan program Seni Pertunjukan, Launching Buku bersama Penulis/Penerbit, Pameran Lontar dan Naskah Kuno, Ceramah Umum, Pameran Foto dan Pameran Buku.
Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.