Teater Gandrik Mempersembahkan Lakon Berjudul Para Pensiunan 2049
Lakon ini bercerita tentang para pensiunan yang ingin menikmati masa tuanya dan menunggu akhir hidupnya dengan tenang.
- 25 April, 2019 @ 8:00 pm - 26 April, 2019 @ 12:00 am
- Instagram Live Indonesia Kaya
- Gratis
Reservasi Tiket
Setelah sukses mementaskan Hakim Sarmin pada 2017, Teater Gandrik yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali menyapa penonton seni pertunjukan Indonesia dalam pagelaran yang bertajuk Para Pensiunan 2049. Pementasan ini digelar pada 8-9 April 2019 di Taman Budaya Yogyakarta dan 25-26 April 2019 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta.
Lakon ini bercerita tentang para pensiunan yang ingin menikmati masa tuanya dan menunggu akhir hidupnya dengan tenang. Mereka adalah pensiunan jenderal, pensiunan politisi, pensiunan hakim dan para pensiunan lainnya. Lalu ada Undang-undang Pemberantasan Pelaku Korupsi yang secara konstitusional mengharuskan siapa pun yang mati, dan wajib memiliki Surat Keterangan Kematian yang Baik (SKKB). Undang-undang tersebut memang dibuat agar para koruptor jera, karena hanya orang yang tidak pernah melakukan korupsi yang berhak mendapatkan SKKB. Bila tak punya SKKB, maka mayatnya tidak boleh dikubur, karena dianggap tidak bersih dari korupsi.
Satu dari pensiunan itu terlanjur mati tanpa memiliki SKKB. Padahal ia pensiunan orang besar. Akibatnya, jenazahnya terlunta-lunta nasibnya. Para pensiunan yang lain menjadi gelisah dan masing-masing ingin membuktikan bahwa mereka tak pernah korupsi agar mendapatkan SKKB, sehingga bila nanti mati bisa dikubur baik-baik. Tapi benarkah mereka tak pernah korupsi selama jadi jenderal, politisi, pegawai negeri dan lain-lain?
Untuk mendapatkan SKKB bermacam cara dilakukan, mulai dari membujuk, menjebak, hingga menyuap penjaga kubur. Sementara jenazah pensiunan yang sudah mati terus mendatangi kolega instansi yang berwenang agar nama baiknya dipulihkan dengan SKKB. Undang-undang Pemberantasan Pelaku Korupsi ternyata juga membuat repot mereka yang belum mati karena cemas saat mati tidak bisa dikuburkan. Bahkan ketika menjadi isu politik dan banyak kepentingan yang mempolitisir, Undang-undang tersebut mengancam mereka yang berkuasa.
Pementasan Para Pensiunan 2049 ini didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation dengan tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Susilo Nugroho, dan G. Djaduk Ferianto juga melibatkan para seniman Indonesia, antara lain Purwanto, Indra Gunawan, Sukoco, Sony Suprapto Beny Fuad Hermawan, Arie Senyanto (Pemusik), Ong Hari Wahyu (Penata Artistik), Feri Ludiyanto (Tim Properti), G. Djaduk Ferianto, Rulyani Isfihana, Jamiatut Tarwiyah (Penata Kostum), Dwi Novianto (Penata Cahaya), dan Antonius Gendel (Penata Suara). Naskah oleh Agus Noor dan Susilo Nugroho serta Pimpinan Produksi Butet Kartaredjasa di bawah arahan Sutradara, G. Djaduk Ferianto.
Dimeriahkan oleh penampilan Butet Kartaredjasa, Susilo Nugroho, Jujuk Prabowo, Rulyani Isfihana, Sepnu Heryanto, Gunawan Maryanto, Citra Pratiwi, Feri Ludiyanto, Jamiatut Tarwiyah, Nunung Deni Puspitasari, Kusen Ali, M. Yusuf ‘Peci Miring’, M. Arif ‘Broto’ Wijayanto, Muhamad Ramdan, dan Akhmad Yusuf Pratama dan tim pendukung pementasan lainnya.
Jadwal Pertunjukan :
8 – 9 April 2019, Pukul 20.00 WIB, di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta
Informasi tiket pementasan di Yogyakarta : 0878-3883-5758 dan 0852-9976-6510.
25-26 April 2019, Pukul 20.00 WIB, di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta
Informasi tiket pementasan di Jakarta : 0895 3720 14902 dan 0813 1163 0001.