Dalam tradisi kuliner Nusantara, sambal merupakan sajian yang sepertinya tidak dapat dipisahkan. Mulai dari orang perkotaan hingga masyarakat pelosok menyukai sambal. Tiap-tiap daerah pun memiliki keunikan tersendiri soal sajian yang satu ini. Mulai dari Aceh hingga Papua, masing-masing daerah memiliki kekhasan tersendiri dalam pembuatan maupun rasa sambal. Begitu pula dengan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.
Terletak di bagian timur Pulau Sumatera, kuliner khas dari Bangka Belitung didominasi hidangan laut. Ini tidak terlepas dari wilayahnya yang berupa kepulauan. Hal tersebut berimbas juga pada sambal yang dibuat oleh masyarakat sekitar. Dengan menggunakan ikan teri sebagai bahan dasar, sambal rusip menjadi penggugah selera makan masyarakat Bangka Belitung.
Proses pengawetan ikan minimal dilakukan selama tujuh hari.
Sambal rusip atau rusep merupakan hasil fermentasi. Ikan yang telah dibersihkan akan dicampur bersama dengan garam dan gula merah lalu diawetkan. Proses pengawetan minimal dilakukan selama tujuh hari.
Setelah ikan yang telah terfermentasi mengeluarkan bau asam, itu tandanya ikan sudah siap untuk dikeluarkan. Ikan ini kemudian akan dicampur dengan jeruk kunci, bawang merah, dan cabai.
Sambal rusip memiliki aroma yang kuat saat dicicipi.
Rasa asam ikan dan jeruk akan bertemu dengan rasa bawang yang khas serta pedasnya cabai. Sambal rusip pun memiliki aroma yang kuat saat dicicipi. Rasa asam-manis yang tercampur bersama ikan akan membuat lidah merasakan sensasi yang berbeda dari sambal-sambal lainnya.
Masyarakat Bangka Belitung biasa menyantap sambal rusip bersama olahan ikan dan sayur-mayur seperti selada, mentimun, dan terung. Dengan nasi hangat, sambal rusip menjadi teman kuliner yang wajib dicicipi ketika berkunjung ke Kepulauan Bangka Belitung.