Pagaralam, selain terkenal dengan panorama alamnya yang menawan, juga dikenal sebagai penghasil kopi robusta unggulan di Indonesia. Hubungan erat antara kopi dan masyarakat Pagaralam telah terjalin sejak lama, terlihat dari tradisi menjemur kopi di halaman rumah yang masih dilestarikan oleh masyarakat desa di salah satu kabupaten di Sumatra Selatan ini. Biji kopi yang telah dijemur kemudian dijual kepada pengusaha kopi rumahan yang banyak terdapat di Kota Pagaralam.
Di tangan pengusaha, kopi yang dibeli langsung dari petani dicuci bersih sebelum masuk ke proses penggorengan. Setelah dimasak, kopi ditampi, dipilih, dan dibersihkan dari batu. Melewati proses penggorengan, biji kopi digiling dengan alat penggiling manual. Biji kopi yang sudah digiling kemudian dikemas untuk dijual.
Pagaralam memiliki banyak pengusaha kopi.
Salah satu pengusaha kopi bermerek Kopi Kawah Dempo, Arman Sukardi, mengatakan bahwa meskipun di Pagaralam terdapat banyak pengusaha kopi, proses penggorenganlah yang menentukan rasa dan aroma kopi yang khas. Contohnya, Kopi Kawah Dempo digoreng menggunakan kayu bakar dengan api yang selalu diawasi agar tidak terlalu besar atau kecil.
Ketika asap dari pembakaran sudah mulai banyak, itu tandanya biji kopi telah masak. Hal yang harus dilakukan adalah dengan mengecilkan api dengan menyisakan bara-nya saja. Ini dilakukan oleh Arman Sukardi untuk menghasilkan biji kopi dengan rasa dan aroma yang nikmat.
Memulai usaha kopi sejak tahun 1970-an, pemilik merek Kopi Kawah Dempo ini mengaku mampu menghasilkan 80 kg kopi per hari. Hasil produksinya kemudian dijual di seluruh Pagaralam dan Palembang. Dibanderol dengan harga Rp40.000 per kg, Kopi Kawah Dempo sering dijadikan sebagai oleh-oleh khas bagi para pengunjung Pagaralam.
Pagaralam dijuluki sebagai salah satu sentra penghasil kopi robusta unggulan di Indonesia.
Sebagai kopi robusta, Kopi Kawah Dempo memiliki rasa asam dan pahit yang seimbang, dilengkapi dengan aromanya yang khas. Tak heran, Pagaralam dijuluki sebagai salah satu sentra penghasil kopi robusta unggulan di Indonesia.
Meski produktif sebagai wilayah penghasil biji kopi, nyatanya kedai kopi masih sulit ditemukan di Pagaralam. Hal ini membutuhkan perhatian masyarakat untuk menjadikan minum kopi sebagai tradisi yang sudah mengakar di Pagaralam. Lebih lanjut, Arman Sukardi mengatakan, diperlukan pula perhatian dari pemerintah untuk menggali potensi Pagaralam sebagai wilayah penghasil kopi dengan cara mengadakan berbagai pelatihan dan promosi gratis.