Sebuah desa di Pegunungan Batulanteh, Sumbawa, memegang teguh tradisi yang telah diturunkan dari para leluhurnya. Di ketinggian mencapai 900 mdpl, masyarakat bahu-membahu menciptakan suasana yang harmonis di lingkungan desa. Hawa yang sejuk dan hijau membuat desa ini sangat nyaman untuk dikunjungi.
Desa tersebut bernama Desa Tepal. Desa ini menjadi tempat berdiamnya Suku Samawa yang merupakan suku asli masyarakat Sumbawa. Berjarak 67 kilometer dari Kota Sumbawa Besar dan memakan waktu selama 4 jam, perjalanan menuju Desa Tepal harus menggunakan kendaraan off-road bermesin 4×4 yang menghubungkan kota dengan desa.
Tanjakan dan turunan curam menjadi teman setia dalam perjalanan menuju desa ini. Jurang di kanan-kiri jalan serta pepohonan yang rindang menjadi pemandangan yang indah untuk disaksikan. Perbukitan yang mengelilingi jalan membuat mata kita seakan dimanjakan untuk terus memandangi alam nusantara.
Terletak di Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa Besar, Desa Tepal menjadi salah satu desa yang selamat dari letusan maha dahsyat Gunung Tambora.
Sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Kabupaten Sumbawa, masyarakat desa ini umumnya berprofesi sebagai petani kopi. Ladang kopi yang tumbuh subur di area desa menjadikan kopi dari Desa Tepal sangat terkenal di Nusa Tenggara Barat.
Rumah yang terbuat dari bambu atau kayu menjadi pilihan masyarakat dalam membangun tempat tinggal. Sistem tradisional yang dijalankan juga masih terlihat dalam kehidupan sehari-hari warga desa.
Berkeliling menikmati suasana Desa Tepal dari dalam akan membuat perjalanan mengunjungi desa sangat menyenangkan. Melihat dan mempelajari wanita Tepal duduk di teras rumah sambil membuat anyaman tikar dari daun pandan membuat perjalanan mengunjungi Desa Tepal akan sulit untuk dilupakan.