Batu Hiu terletak di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis, sekitar 14 km di sebelah barat objek wisata Pangandaran. Lokasi ini cukup mudah dijangkau karena banyak penanda jalan yang mengarah langsung ke kawasan wisata. Bagi yang menggunakan transportasi umum, bisa turun di Parigi lalu melanjutkan perjalanan dengan ojek selama 10–15 menit. Waktu tempuh dari Pangandaran ke Batu Hiu berkisar antara 30 hingga 45 menit, tergantung kondisi lalu lintas.
Pantai Batu Hiu dikenal dengan ombaknya yang besar dan garis pantai berbatu tajam, sehingga tidak direkomendasikan untuk aktivitas berenang atau selancar. Daya tarik utamanya justru terletak pada panorama lepas menuju Samudera Hindia. Dari ketinggian bukit karang, pengunjung dapat menikmati pemandangan laut dan langit yang membentang luas tanpa batas, menciptakan suasana tenang yang khas.
Pantai Batu Hiu dikenal dengan ombaknya yang besar dan garis pantai berbatu tajam, sehingga tidak direkomendasikan untuk aktivitas berenang atau selancar.
Bagi yang tertarik dengan upaya pelestarian alam, kawasan Batu Hiu juga dikenal memiliki lokasi konservasi penyu. Meski papan penunjuknya masih bisa ditemukan, keberadaan fisik fasilitas konservasi ini sering kali sulit dikenali karena mengikuti siklus reproduksi penyu yang cenderung lambat dan tidak berlangsung sepanjang tahun.
Di sisi lain, lanskap sepanjang tepi pantai menyuguhkan pemandangan yang khas dan mencolok. Formasi batuan sedimen yang telah melalui proses pembentukan dan pengikisan selama ribuan tahun menciptakan panorama geologis yang unik. Tebing-tebing tajam di sepanjang pantai tersusun dalam lapisan-lapisan horizontal yang mempertegas karakter alam Batu Hiu sebagai salah satu bentang pantai paling menarik di wilayah selatan Ciamis.
Formasi batuan sedimen yang telah melalui proses pembentukan dan pengikisan selama ribuan tahun menciptakan panorama geologis yang unik.
Jika menelusuri jalan setapak yang tersedia di kawasan wisata ini, akan tampak lekukan-lekukan tebing yang indah dan alami. Di sepanjang jalur tersebut, tumbuh tanaman pandan wong dengan batang tinggi menjulang. Daun dari tanaman ini biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Pangandaran sebagai bahan baku kerajinan anyaman, yang menjadi salah satu sumber penghasilan mereka.
Dari tepi tebing yang menghadap langsung ke laut, terlihat sebuah batu karang di tengah laut yang oleh warga setempat dulunya dipercaya menyerupai sirip hiu. Seiring waktu, bentuk batu tersebut mulai terkikis oleh ombak ganas Pantai Selatan, sehingga wujud aslinya tak lagi terlihat seperti dulu. Meski demikian, daya tarik panorama Batu Hiu tetap memikat dan terus menarik kunjungan wisatawan.
Nama “Batu Hiu” sendiri diyakini berasal dari legenda setempat tentang tokoh-tokoh seperti Sembah Genter Oder, Sembah Galuh Oder, dan Sembah Galunggung Kuning. Cerita rakyat ini dipercaya sebagai asal-usul penamaan kawasan wisata yang juga berdekatan dengan Pantai Karang Tirta tersebut.