Gua Lalay, Gua Kelelawar di Desa Sawarna - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

gua-lalay-1200.jpg

Gua Lalay, Gua Kelelawar di Desa Sawarna

Tangga alami berupa tanah berlumpur menjadi langkah yang harus ditapaki sebelum masuk ke Gua Lalay di Kampung Cipanas, Desa Sawarna, Lebak, Banten. Dengan kemiringan mencapai 45 derajat, tangga ini hanya mengandalkan bambu sebagai pegangan. Walaupun berjarak pendek, namun kontur tangga yang tidak rata bisa membuat jatuh siapa saja yang akan melewatinya.

Pariwisata
Tagar:

Tangga alami berupa tanah berlumpur menjadi langkah yang harus ditapaki sebelum masuk ke Gua Lalay di Kampung Cipanas, Desa Sawarna, Lebak, Banten. Dengan kemiringan mencapai 45 derajat, tangga ini hanya mengandalkan bambu sebagai pegangan. Walaupun berjarak pendek, namun kontur tangga yang tidak rata bisa membuat jatuh siapa saja yang akan melewatinya.

Meskipun hanya dilengkapi dengan fasilitas seadanya, Gua Lalay tetap menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan. Daya tarik yang ditawarkan dari gua ini tentu saja jelajah gua dan bebatuan stalaktit dan stalakmit yang menghiasi isi dalam gua.

Gua yang memiliki kedalaman 10-15 km ini tidak seperti gua pada umumnya. Jika biasanya gua-gua di Indonesia memiliki dasar yang kering, berbeda dengan Gua lalay. Hampir seluruh isi dalam gua terendam dengan air. Kedalaman air di gua ini bisa mencapai betis orang dewasa.

Air yang mengalir di dalam gua diperkirakan dari tetesan yang mengalir deras di dalam Gua Lalay. Air yang mengalir ribuan tahun ini bahkan menjadi bebatuan stalaktit-stalaktit yang cantik di langit-langit gua.

Meskipun Gua Lalay aman untuk dijelajahi, namun disarankan untuk tidak masuk lebih jauh ke dalam gua. Satu alasan mengapa gua ini masuk kategori tidak aman karena gua ini belum pernah di teliti sebelumnya oleh para ahli. Masyarakat setempat bahkan menganjurkan 150-250 meter dari bibir gua menjadi jalur yang paling aman untuk dijelajahi. Karena jika lebih jauh ditakutkan akan adanya binatang buas seperti ular dan udara beracun.

Nama lalay merupakan bahasa Sunda yang berarti kelelawar. Konon, di gua ini banyak sekali kelelawar yang keluar masuk melalui mulut gua. Namun belakangan, kelelawar ini sudah jarang sekali terlihat. Kalaupun ada, pengunjung harus masuk lebih dalam lagi sebelum bisa menyaksikan kelelawar yang sedang bergelantungan di langit-langit.

Jalur di dalam Gua Lalay memiliki kontur yang sedikit naik turun. Saat memasuki gua ini diharapkan untuk memperhatikan langkah karena bebatuan bisa membuat kepala Anda terluka.

Perlengkapan seperti helm, senter, sepatu karet, atau sendal jepit menjadi hal yang perlu Anda bawa saat menuju ke dalam gua. Hal ini untuk memudahkan Anda saat menjelajahi isi dalam gua.

Bagi wisatawan yang lupa atau tidak membawa perlengkapan pendukung tidak perlu khawatir. Karena masyarakat sekitar sebagai pihak pengelola sudah mempersiapkan alat-alat tesebut untuk disewakan.

Satu lagi yang menjadi daya tarik Gua Lalay adalah perjalanan menuju ke gua tersebut. Dari parkiran, pengunjung harus melewati pematang sawah, tepian sungai, hingga jembatan gantung yang akan bergoyang saat dilintasi. Hal ini tentu saja menjadi perjalanan yang menarik sebelum Anda sampai dan menjelajahi isi perut Gua Lalay. [Riky/IndonesiaKaya]

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya