Sulawesi, dengan garis pantai yang panjang dan lanskap berbukit, menyuguhkan kekayaan kuliner yang lahir dari laut, rempah, dan pertemuan budaya. Setiap daerah memiliki karakter kuat—dibentuk oleh bahan lokal, teknik memasak, dan jejak sejarah yang membekas.

Di Gorontalo, binte biluhuta memadukan jagung, udang, dan kelapa dalam sup segar khas bangsawan, sementara ilabulo menonjolkan olahan jeroan dalam daun pisang. Di barat dan tenggara, jepa, dange, dan nasu palekko tumbuh dari ketahanan pangan masyarakat pesisir dan pedalaman. Di utara, akulturasi dan pengaruh kolonial membentuk cita rasa panada, klappertaart, dan bubur Manado—hidangan yang kini akrab di meja makan.

Kuliner Sulawesi bukan sekadar soal selera, tetapi cara menjaga ingatan bersama, mempererat jejaring sosial, dan tumbuh tanpa kehilangan akar.