Bali dan Nusa Tenggara—meski berdekatan secara geografis—menawarkan lanskap kuliner yang berbeda. Dari ritus spiritual hingga kebiasaan harian, sajian dari wilayah ini memuat beragam narasi tentang tanah, tradisi, dan cara hidup yang membentuknya.

Di Bali, ayam betutu dan sate lilit hadir dari dapur upacara, sarat rempah dan proses yang penuh ketekunan. Nasi campur merangkum keseimbangan rasa dalam satu piring sederhana. Sementara di Lombok dan Sumbawa, ayam taliwang, sate rembiga, dan plecing kangkung mencerminkan keberanian rasa yang menyengat. Dari Nusa Tenggara Timur, sei asap dan sirawir tampil sebagai bentuk adaptasi terhadap alam kering—mengandalkan teknik pengasapan dan bumbu sederhana yang kaya makna.

Kuliner di wilayah ini tumbuh dari kebutuhan dan keyakinan, berpadu dalam setiap piring yang tak hanya memberi rasa kenyang, tetapi juga menghidupkan kembali jejak budaya yang terus menyatu dengan keseharian.