Teater Monolog Cut Nyak Dhien oleh Sha Ine Febriyanti - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Loading Events

Teater Monolog Cut Nyak Dhien oleh Sha Ine Febriyanti

Teater Monolog Cut Nyak Dhien oleh Sha Ine Febriyanti

Teater Monolog Cut Nyak Dhien oleh Sha Ine Febriyanti

Dari Cut Nyak Dhien, kita belajar tentang keberanian, prinsip, serta perlawanan sekuat – kuatnya dan tak henti.

  • 10 Agustus @ 3:00 pm - 10 Agustus @ 4:00 pm
  • Galeri Indonesia Kaya
  • Gratis
  • Semua Umur

Reservasi Tiket

Agenda Budaya

Nama Cut Nyak Dhien tidak asing. Namun, selama ini kita lebih mengenal Cut Nyak Dhien dari sisi maskulinnya sebagai seorang perempuan pejuang perkasa dari Nanggroe Aceh Darussalam yang pantang menyerah. Cut Nyak Dhien tak pernah menunjukkan kepedihan hati maupun dukanya saat ditinggal pergi orang yang dikasihinya; suaminya, Teuku Ibrahim ataupun Teuku Umar. Sebagai seorang ibu, Cut Nyak Dhien harus tetap terlihat tegar di depan anaknya, juga di depan mereka yang membutuhkan tuntunan dan kepemimpinannya.

Teater Monolog Cut Nyak Dhien mengangkat sisi perempuan Cut Nyak Dhien sebagai seorang istri dan ibu yang juga goyah ketika kehilangan menghampiri kehidupannya. Seorang istri yang gelisah acap kali suaminya pamit ke medan perang dan tak terdengar kabar keberadaannya. Meski dirinya memahami risiko yang akan dihadapi suaminya berhadapan dengan para khape di medan pertempuran; Cut Nyak Dhien tetaplah perempuan yang punya rasa, yang hatinya hancur, dan menangis kala yang datang adalah kabar duka.

Setelah kematian Teuku Umar, Cut Nyak Dhien bangkit untuk meneruskan jejak dan semangat juang suaminya, bergerilya bersama pasukannya hingga dirinya ditangkap dan dijauhkan dari tanah kelahirannya; diasingkan ke pulau Jawa. Kisah ini dituturkan Cut Nyak Dhien dari hutan Sumedang, tempatnya menjalani masa – masa pengasingan hingga tutup usia pada 6 November 1908.

Teater Monolog Cut Nyak Dhien disutradarai dan dimainkan oleh Sha Ine Febriyanti dengan didukung tata panggung menggunakan visual art dan permainan teatrikal, dipentaskan pertama kali pada 13 April 2014 di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta dan dibawa berkeliling ke beberapa kota di Indonesia pada 2015. Pada 109 tahun kepergian Cut Nyak Dhien, monolog Cut Nyak Dhien dipentaskan kembali pada 16 November 2017 di Bentara Budaya Jakarta dan di International Women Conference, ROSE, Kuala Lumpur pada 7 Februari 2018, serta roadshow dan workshop ke 10 kota Indonesia pada April – September 2018.

Sha Ine Febriyanti, seorang pekerja seni, aktris teater & film, sutradara Indonesia yang mengawali karir sebagai model pada 1992. Pada 1999 mulai merambah dunia seni peran dan mengakrabi teater saat mendapat kepercayaan memerankan karakter Miss Julie.

Pada 2014-2018 menggarap kisah Cut Nyak Dien ke dalam teater monolog yang disutradarai dan diperankannya sendiri serta dipentaskan di beberapa kota di Indonesia termasuk Banda Aceh dan Kuala Lumpur. Di Juni 2017,  ia berpartisipasi mewakili Indonesia ke Festival Teater International di Gori, Georgia dan berperan dalam repertoar Biduanita Botak. Terakhir ia memerankan Maria Zaitun di 28th Cairo International Festival For Experimental Theatre 2021, Kairo, Mesir.

Saat ini, peraih beasiswa Asian Film Academy di Busan, Korea Selatan, 2012, dan Pemeran Utama Perempuan Terbaik Festival Film Indonesia 2023 ini; mengelola dan mengembangkan Huma Art Center sebagai kantong budaya yang terbuka untuk siapa saja yang memiliki energi yang sama untuk berbagi melalui media seni.

Kegiatan Mendatang
Kegiatan Mendatang

Canting Menyanyi oleh Rieka Roeslan dan NadaDara

  • 23 November @ 3:00 pm - 23 November @ 4:00 pm
  • Galeri Indonesia Kaya
  • Gratis
  • Semua Umur
Kegiatan Mendatang

Canting Menyanyi oleh Rieka Roeslan dan NadaDara - 19.00

  • 23 November @ 7:00 pm - 23 November @ 8:00 pm
  • Galeri Indonesia Kaya
  • Gratis
  • Semua Umur