Love In The South, Peace In The West TODILALING oleh Sanggar Seni Laut Biru
Pertunjukan kali ini menggambarkan pengasingan I Manyambungi ke Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Gowa. Keahlian I Manyambungi dalam ilmu bela diri di tanah Kerajaan Gowa berhasil membuat Raja Gowa kagum, sehingga ia diangkat sebagai panglima perang. Dipimpin oleh I Manyambungi, tentara Kerajaan Gowa pergi ke medan perang untuk menyerang Kerajaan Lohe dan Pariaman (Sumatra Barat).
- 10 November @ 3:00 pm - 10 November @ 4:00 pm
- Galeri Indonesia Kaya
- Gratis
- Semua Umur
Reservasi Tiket
Agenda Budaya
Pertunjukan kali ini menggambarkan pengasingan I Manyambungi ke Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Gowa. Keahlian I Manyambungi dalam ilmu bela diri di tanah Kerajaan Gowa berhasil membuat Raja Gowa kagum, sehingga ia diangkat sebagai panglima perang. Dipimpin oleh I Manyambungi, bissu beserta Angngaru pasukan To Barani melepas tentara Kerajaan Gowa ke medan perang untuk menyerang Kerajaan Lohe dan Pariaman (Sumatra Barat).
kembalinya I Manyambungi bersama pasukannya yang membawa kemenangan dalam peperangan disambut hangat masyarakat kerajaan, kemudian dilanjutkan dengan pernikahannya bersama Putri Raja Gowa. Keberhasilan I Manyambungi dalam menyatukan Appeq Banua Kayyang (Empat Kerajaan Besar) membuatnya menjadi Raja Pertama di Litaq (Tanah) Mandar.
Sanggar Seni Laut Biru didirikan pada tanggal 20 Maret 2019. Nama sanggar ini diadopsi dari “LAUT BIRU”, suatu Lembaga yang mengkampanyekan gerakan cinta laut di Sulawesi Barat, dimana salah satu divisinya bergerak dalam bidang kesenian. Sanggar Laut Biru memiliki peran sebagai wadah untuk pemuda untuk mengembangkan dan melestarikan seni tradisi Suku Mandar dan menjadi wadah kampanye cinta laut yang berbentuk kesenian.