Pementasan tari bertajuk Bakatoputui digelar pada hari Sabtu, 9 November 2019 di Anjung Seni Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau. Karya tari ini merupakan sebuah refleksi atas pergulatan orang-orang dengan trauma atas kekerasan yang pernah dialami. Konsekuensi atas perbuatan kriminal tentu hukuman kurungan atau penjara bagi pelakunya. Namun demikian, apakah permasalahan bagi korban kekerasan sendiri telah selesai?
Karya ini diharapkan bisa menyuarakan mereka yang selama ini terpenjara oleh trauma. Harapan lain yang lebih luas, bahwa supaya kita mampu lebih peduli dengan sekitar kita, betapa pentingnya dukungan bagi mereka, supaya dikuatkan, tidak merasa sendiri dan mampu melewati musibah yang dialami.
Karya ini fokus pada fase korban kekerasan yang harus bergelut dengan trauma. Pasca ketetapan hukum dijatuhkan, dan kasus dimenangkan oleh korban, seakan semua selesai. Kenyataannya, fase terberat yang dialami korban justru setelah kasus telah selesai di meja hijau. Korban kekerasan mengalami pergulatan berat dalam dirinya untuk bisa menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Akankah korban memenangkan dirinya, ataukah tenggelam dalam keterpurukan atas musibah yang dialami.
Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.