Program Indonesia Kita kembali memantaskan lakon terbarunya dengan tema Jalan Kebudayaan Jalan Kemanusiaan yang menjadi benang merah dari pentas-pentas yang diselenggarakan sepanjang tahun 2019 ini. Didukung Bakti Budaya Djarum Foundation, Indonesia Kita mencoba merefleksikan tema ini melalui lakon Toean Besar yang dipentaskan pada 20 dan 21 September 2019 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
“Ketika jalan kemanusiaan direfleksikan melalui pertunjukan Indonesia Kita, maka semakin terasa relevan untuk mengajak, menemukan dan menumbuhkan kembali kepekaan, kesadaran dan kemanusiaan kita. Sebab seni pertunjukan sering diibaratkan seperti oase di tengah kegersangan. Indonesia Kita menghadirkan seni di antara masyarakat yang melampaui sekat dan batas-batas suku, agama dan orientasi politik,” ujar Butet Kartaredjasa, penggagas Indonesia Kita.
Lakon Toean Besar mengisahkan kasak-kusuk yang sedang terjadi di dalam istana di sebuah negeri. Ada kabar beredar, seseorang yang disebut-sebut sebagai ‘Toean Besar’ akan datang. Kabar ini membuat panik banyak orang, dari bawahan sampai Kepala Istana dipenuhi kesibukan bercampur rasa penasaran. Toean Besar adalah seseorang dengan sosok yang misterius. Ada yang mengatakan, Toean Besar adalah orang yang super kaya dan mau menggelontorkan modalnya untuk kepentingan rakyat. Ada pula yang menambahkan, Toean Besar itu, selain kaya raya, juga ganteng dan bertubuh besar.
Mendengar namanya disebut saja, sudah membuat banyak orang di lingkungan Istana sigap dan ingin mengambil kesempatan untuk bertemu, meskipun hanya untuk berfoto bersama. Siapa sebenarnya Toean Besar, tak ada yang benar-benar mengetahui. Namun kasak-kusuk yang berlangsung pada akhirnya memicu timbulnya sikap saling mempengaruhi dan perilaku juga ikut berubah. Bermacam intrik dan kekonyolan mulai terjadi. Untuk bisa bertemu Toean Besar, ada yang mengubah penampilan agar status sosial meningkat, ada pula yang nekat menyamar dan mengaku-aku dirinya sebagai Toean Besar.
“Ketika orang mulai mengubah diri, tak hanya gaya dan penampilan, tetapi identitas diri dan sikap juga berubah. Ada yang semula bermusuhan berubah menjadi berteman, ada pula yang tadinya kompak, tiba-tiba menikung begitu melihat peluang. Mereka akhirnya saling berbohong dan saling menipu. Lakon ini menggambarkan kejadian marak terjadi di masyarakat kita saat ini dimana banyak orang menghalalkan berbagai jalan untuk mencapai tujuannya sendiri. Meskipun demikian, Indonesia Kita yang selalu membawa pesan: Jangan Kapok Menjadi Indonesia,” ujar Agus Noor, sutradara lakon ini.
Pementasan Toean Besar ini menampilkan para penari dari Josh Marcy Company yang diiringi Jakarta Street Music dengan penata musik Arie Pekar. Para pemain seperti Cak Lontong, Marwoto, Akbar, Mucle, Inaya Wahid, Amie Ardhini, Putri Minangsari, Wisben, Joned, Boris Bokir, Abdur Arsyad, dan Joind Bayuwinanda akan sukses menghibur sekaligus mengajak penonton berpikir lebih dalam akan makna pementasan ini.
Ada yang spesial di lakon ini yaitu penampilan para wartawan dari beberapa media nasional yang ikut tampil dalam pentas Toean Besar ini, seperti Al Sobry, Benny Benke, Budi Adiputro, Dwi Sutarjanto, dan Erin Metasari. Bersama aktor dan komedian, para wartawan ini akan berkolaborasi dalam pentas ke-33 Indonesia Kita dengan arahan tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Djaduk Ferianto, Putu Fajar Arcana.
“Dalam berbagai pementasannya, Indonesia Kita senantiasa memberikan kontribusi untuk perkembangan ide, cita-cita dan nilai kehidupan manusia melalui pementasan seni yang digelarnya. Pementasan kali ini spesial karena juga menampilkan beberapa rekan media yang sudah lama berproses dengan galeri budaya Galeri Indonesia Kaya melalui program Wayang Jurnalis yang dinaungi oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Melalui komunitas ini, kami ingin agar rekan media memiliki pemahaman budaya khususnya seni pertunjukan dan merasakan langsung menjadi pelakon budaya. Semoga dengan kolaborasi bersama Indonesia Kita ini memberikan pengalaman berbeda, baik bagi rekan media yang ikut dalam pementasan ini maupun para penonton,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.