"Tengah Malam" Pertunjukan Persembahan Teater Pintu - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

“Tengah Malam” Pertunjukan Persembahan Teater Pintu

tengah-malam-pertunjukan-persembahan-teater-pintu.jpg

“Tengah Malam” Pertunjukan Persembahan Teater Pintu

Teater Pintu dengan didukung Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan "Tengah Malam". Lakon ini diadaptasi dari naskah drama "Gelita" karya John Galloway.

Agenda Budaya

Teater Pintu dengan didukung Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan “Tengah Malam”. Lakon ini diadaptasi dari naskah drama “Gelita” karya John Galloway. “Tengah Malam” digelar di Gedung Kesenian Miss Tjitjih, pada tanggal 7 Desember 2019, pukul 15.00 WIB dan 20.00 WIB, merupakan produksi ke-3 dari Teater Pintu, setelah 1 tahun dibentuk oleh beberapa alumnus IKJ jurusan teater. Dua pementasan sebelumnya diadakan di dua tempat pertunjukan berbeda, yaitu “Mama di Tanah Sumba” di Galeri Indonesia Kaya dan “Penjaga Rumah” di Teater Salihara.

Pementasan ini berkisah tentang dua orang yang sudah lama tidak bertemu. Mereka dipertemukan lagi karena pekerjaan yang mengharuskan mereka bertemu. Pekerjaan yang sesungguhnya tidak mereka cintai. Perbincangan tentang kegelapan, keterasingan dan masalah keluarga menjadi inti utama dalam pertunjukan ini. Kehidupan yang dihadapi Minah sebagai penjaga kamar jenazah membuatnya terus mengeluh bahkan mengutuk hidup. Apa yang dirasakan oleh Minah sesungguhnya juga dirasakan oleh Yani, sang perias jenazah. Yani yang merasa diasingkan oleh beberapa orang merasakan bahwa hidupnya saat ini sudah di ambang keputusasaan. Berteman dengan makhluk lain membuat dirinya tak dianggap normal dan keinginan untuk menjauh pada temannya sangatlah besar.

Apakah dengan terus mengeluh hidup akan berjalan dengan baik? Apakah berteman dengan makhluk lain menjadi tidak normal? Bagaimana keduanya menemukan jalan untuk masalahnya masing-masing? Pertanyaan-pertanyaan yang muncul, diharapkan dapat membuat penonton berpikir, apakah kita dapat terus bersyukur untuk setiap jalan hidup yang kita hadapi ? Apakah memang ada manusia normal dan tidak normal?

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar: