Teater Mandiri Menggelar Kompetisi DRAPEN dan Pertunjukan Berjudul "JPRUTT-OH" - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Teater Mandiri Menggelar Kompetisi DRAPEN dan Pertunjukan Berjudul “JPRUTT-OH”

teater-mandiri-menggelar-kompetisi-drapen-dan-pertunjukan-berjudul-jprutt-oh.jpg

Teater Mandiri Menggelar Kompetisi DRAPEN dan Pertunjukan Berjudul “JPRUTT-OH”

Lakon JPRUTT-OH ditampilkan Teater Mandiri di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 28 dan 29 April 2018. Lakon ini diangkat dari buku hibah Seratus Drapen yang terdiri dari 5 drapen dengan total durasi 90 menit. Pertunjukan yang disutradarai oleh Putu Wijaya ini menampilkan Niniek L. Karim, Jose Rizal Manua, BEI, Ulil, Ari, dan Rukoyah.

Agenda Budaya

Teater Mandiri didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation sukses menyelenggarakan serangkaian kegiatan yaitu penerbitan buku hibah "SERATUS DRAPEN", Lomba Menampilkan Drapen, dan pementasan drama "JPRUTT-OH".

Drapen adalah singkatan dari drama pendek. Terinspirasi oleh kesederhanaan tetapi sekaligus juga keserbagunaan yang berarti juga keberdayaan ruang pertunjukan GIK (Galeri Indonesia Kaya) di lantai 8 Grand Indonesia. Putu Wijaya telah menulis 153  buah drapen yang hampir semua terkumpul dalam buku yang juga dilaunching bersamaan dengan kompetisi drapen yang berlangsung di Galeri Indonesia Kaya pada tanggal 10,11,12 April 2018. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Jakarta, Malang, Surabaya, Yogya, Riau, Aceh, Tegal, Palu, Serang, Bekasi, Depok, serta Bogor.

Lakon JPRUTT-OH ditampilkan Teater Mandiri di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 28 dan 29 April 2018. Lakon ini diangkat dari buku hibah Seratus Drapen yang terdiri dari 5 drapen dengan total durasi 90 menit. Pertunjukan yang disutradarai oleh Putu Wijaya ini menampilkan Niniek L. Karim, Jose Rizal Manua, BEI, Ulil, Ari, dan Rukoyah.

Pertunjukan “JPRUTT- OH” memaparkan betapa opini selalu tak bergigi bila diucapkan oleh warga sendiri. Baru kalau dilontarkan orang asing menjadi penting dan dihargai. Pementasan ini bertujuan mengajak penonton mengkritik diri sendiri sekaligus berpikir bersama, karena nilai di masyarakat yang saat ini mulai hilang adalah kepercayaan diri dan keberanian mengkritik diri sendiri. Padahal, jika bangsa Indonesia percaya dan berani mengakui kesalahan, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi lebih makmur.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Tagar: